Penembakan WNA Australia di Vila Ilegal Bali: Satu Tewas, Satu Luka Parah

Garis polisi dipasang di lokasi vila ilegal di Bali setelah WNA Australia tewas ditembak (f:ist/mistar)
Bali, MISTAR.ID
Insiden penembakan brutal mengguncang sebuah vila di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali pada Sabtu malam (14/6/2025). Dua Warga Negara Asing (WNA) asal Australia menjadi korban, satu tewas dan satu lainnya mengalami luka serius.
Korban tewas diketahui bernama Zivan Radmanovic, 32 tahun, sementara rekannya, SG, 35 tahun, selamat meski mengalami luka tembak dan kini masih dalam perawatan intensif. Kejadian ini tidak hanya mengejutkan warga lokal, tapi juga memicu perhatian internasional karena menyangkut keamanan wisatawan asing di Bali.
Berdasarkan keterangan Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Ariasandy, insiden terjadi saat kedua korban tengah berada di dalam vila bersama istri mereka masing-masing. Zivan ditembak ketika berada di toilet, dan ditemukan tewas bersimbah darah oleh sang istri, GJ, 29 tahun, yang semula terkunci di kamar.
Sementara SG ditembak di kamar dan berhasil diselamatkan. Kedua istri korban kini menjadi saksi kunci dalam proses penyidikan.
Penyelidikan awal menyebutkan, pelaku penembakan diduga dua orang pria asing yang fasih berbahasa Inggris dengan aksen Australia. Mereka disebut datang menggunakan sepeda motor, dan melarikan diri setelah melakukan aksinya.
Kapolda Bali, Irjen Pol Daniel Adityajaya, memastikan bahwa seluruh pintu keluar-masuk Pulau Bali, termasuk pelabuhan dan bandara, kini berada dalam pengawasan ketat. "Kami berharap para pelaku belum meninggalkan Bali," tegasnya dalam konferensi pers, Senin (16/6/2025).
Polda Bali kini berkoordinasi erat dengan Kepolisian Federal Australia (AFP) untuk mengidentifikasi pelaku. "Karena ini menyangkut warga negara asing, kami berupaya transparan dan profesional dalam menangani kasus ini," ungkap Kapolda.
Selain itu, pihak Imigrasi juga dilibatkan, untuk menelusuri riwayat kedatangan dan keberangkatan para korban serta dugaan pelaku.
Dalam perkembangan lain, Perbekel Desa Munggu, Ketut Darta, menyatakan vila tempat kejadian tidak memiliki izin resmi dan tak pernah melaporkan data pengunjung ke pemerintah desa. Hal ini menjadi perhatian serius, mengingat pengawasan terhadap akomodasi ilegal sangat minim.
“Vila tersebut tidak terdata di sistem desa. Kami selama ini mewajibkan pengelola vila memasang CCTV dan melaporkan tamu, tapi vila ini tidak melakukannya,” tegasnya.
Polisi telah menyita sejumlah barang bukti dari lokasi, di antaranya selongsong peluru, proyektil utuh, dan pecahan proyektil. Selain itu, beberapa rekaman CCTV dari vila dan sekitarnya kini dalam proses analisis.
Tujuh saksi telah diperiksa, termasuk istri korban, staf vila, dan warga sekitar. Penyelidikan masih berlangsung, dan hasil forensik akan menjadi kunci dalam mengungkap identitas pelaku.
Insiden ini menimbulkan keresahan warga setempat dan kekhawatiran di kalangan wisatawan. Seorang warga yang membuka toko kelontong dekat vila mengatakan Zivan adalah langganan tetapnya. "Kami syok. Anak saya dengar suara seperti ledakan malam itu, tapi kami tak menyangka itu tembakan," katanya.
Peristiwa ini juga menjadi pukulan bagi citra keamanan pariwisata Bali, yang selama ini dikenal ramah dan relatif aman bagi wisatawan asing.(tribn)