Dua Kasus Pembunuhan Beruntun, Kapolres Nisel Imbau Warga Jaga Toleransi dan Damai

Kapolres Nisel AKBP Ferry Mulyana Sunarya saat menunjukan barang bukti yang diamankan polisi. (foto: istimewa)
Medan, MISTAR.ID
Dalam kurun waktu kurang dari dua minggu, dua kasus pembunuhan terjadi secara beruntun di wilayah Kabupaten Nias Selatan (Nisel), menimbulkan keresahan dan rasa tidak aman di kalangan masyarakat.
Menanggapi situasi tersebut, Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan, toleransi, dan mengedepankan nilai-nilai budaya lokal demi terciptanya suasana yang aman dan kondusif.
“Kita semua adalah saudara di sini. Toleransi dan sikap saling menghargai antar sesama sangat penting demi keamanan dan ketertiban bersama. Mari kita jaga kondusifitas Kabupaten Nias Selatan ini dengan baik,” ujar Ferry dalam keterangan tertulis yang diterima Mistar, Selasa (16/9/2025).
Ferry merinci, dua kasus pembunuhan tersebut terjadi di wilayah hukum Polres Nisel dengan motif yang berbeda, namun sama-sama dipicu oleh konflik pribadi antar tetangga.
Kasus pertama menimpa korban berinisial EH alias Ama Yunisman, warga Desa Sinar Baho, Kecamatan Lahusa. Korban ditemukan meninggal dunia pada Rabu, 6 Agustus 2025, setelah dipukul menggunakan belencong (gancu pacul tanah) oleh tetangganya, SH alias Ama Arfan. Motif pembunuhan diketahui akibat sengketa lahan yang disertai dendam lama.
Kasus kedua terjadi di Dusun Botohili, Desa Oikhoda Balaekha, Kecamatan Lahusa pada Rabu, 3 September 2025. Korban TN alias Ama Nesi tewas akibat ditembak menggunakan senapan angin ilegal oleh tetangganya FN alias Ama Ife. "Pemicu kejadian ini adalah perselisihan sepele terkait kabel lampu," ucap Ferry.
Kedua pelaku kini telah diamankan oleh pihak kepolisian dan dijerat dengan Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang pembunuhan atau penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
Ferry menekankan setiap persoalan, sekecil apapun, tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan, apalagi yang berujung pada hilangnya nyawa seseorang.
“Kita harus belajar dari peristiwa ini. Jangan sampai masalah kecil membuat kita kehilangan akal sehat. Musyawarah dan mufakat harus menjadi jalan utama dalam menyelesaikan konflik,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.
“Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Mari kita jaga lingkungan kita bersama, saling mengingatkan, dan menciptakan suasana damai di Nias Selatan,” ujarnya. (matius/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Miliki Sabu, Tiga Warga Stabat Ditangkap Polisi