Sempat Tembus Rp3.000 per Kilogram, Harga TBS Sawit di Simalungun Anjlok


Petani sawit yang sedang memanen. (foto: abdi/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Sempat menyentuh harga Rp3.000 per kilogram di ram atau tengkulak, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit kembali anjlok menjadi Rp2.870 per kilogramnya. Harga TBS yang turun membuat para pemilik ram mengalami kerugian, lantaran sebelumnya TBS sawit yang mereka ambil dari petani ada yang mencapai Rp3.000 per kilogram.
Salah satu pemilik ram sawit di Kecamatan Tanah Jawa, Eko mengatakan, harga TBS sawit sepanjang tahun 2025 paling tinggi di harga Rp3.000 per kilogram. Kondisi itu hanya berlangsung kurang lebih satu minggu, kemudian anjlok menjadi Rp2.870 perkilogramnya.
"Sekarang untuk harga TBS di ram sudah mulai turun lagi, padahal sebelumnya sampai Rp3.000,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).
Ia mengaku mengalami kerugian akibat harga TBS sawit yang turun mendadak. Bagaimana tidak, beberapa waktu yang lalu ada beberapa buah yang dia ambil Rp3.000 per kilogramnya.
Sementara sekarang harga sawit di pabrik sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan. "Rugi pasti ada, sebab kita ambil dari petani yang lalu ada yang harga Rp3.000 sementara sekarang di pabrik hargannya sudah turun," katanya.
Sementara itu, Zulefendi petani sawit asal Bosar Galugur, mengatakan kekhawatirannya terhadap kondisi ini. Menurutnya, banyak petani yang mengeluhkan hal tersebut. "Kemarin sempat senang karena harga naik, tapi sayangnya tidak lama. Sekarang sudah turun lagi, jadi petani merasa berat," ucapnya.
Penurunan harga ini mempengaruhi kesejahteraan petani di daerah tersebut. Banyak petani mengeluhkan bahwa biaya produksi, seperti pupuk, perawatan kebun, dan upah pekerja, tetap tinggi, sehingga keuntungan mereka semakin menipis.
Para petani berharap pemerintah atau pihak terkait dapat mengambil langkah untuk menjaga kestabilan harga sawit. Karena petani di kawasan ini hanya mengandalkan hasil panen sawit untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
"Kalau harga terus turun, petani seperti kami akan kesulitan bertahan. Kami mohon ada solusi agar harga tidak semakin merosot," tuturnya. (hm24)