Medan, MISTAR.ID

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara simbolis meresmikan pembentukan 80.000 Koperasi Desa (Kopdes) dan Koperasi Kelurahan (Kopkel) Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).

Peluncuran program nasional ini turut diikuti secara virtual oleh Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, bersama Wakil Wali Kota Zakiyuddin Harahap, dan Ketua DPRD Medan Wong Chun Sen. Ketiganya mengikuti acara tersebut melalui Command Center di Kantor Wali Kota Medan.

Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menyampaikan bahwa saat ini koperasi kelurahan telah terbentuk di seluruh wilayah Kota Medan.

“Untuk Kota Medan, berdasarkan data Dinas UKM Koperindag, koperasi kelurahan sudah terbentuk di 151 kelurahan,” ucapnya.

Rico menegaskan, Pemerintah Kota Medan mendukung penuh program Koperasi Merah Putih tersebut.

“Kami menyambut baik program ini. Mudah-mudahan bisa menjadi penggerak utama dalam meningkatkan ekonomi daerah, khususnya di tingkat kelurahan. Program ini dirancang sebagai wadah pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kemandirian dan pemerataan ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden Prabowo menjelaskan bahwa koperasi lahir dari semangat gotong royong dan ditujukan untuk membantu masyarakat yang lemah secara ekonomi agar dapat bangkit bersama.

“Konsep koperasi adalah konsep untuk orang-orang yang lemah. Mereka yang kuat, yang sudah kaya, biasanya membuat PT atau korporasi sendiri. Tapi koperasi adalah jalan rakyat kecil untuk menjadi kuat,” kata Prabowo.

Presiden juga menegaskan bahwa koperasi merupakan sarana utama dalam mewujudkan kedaulatan ekonomi rakyat Indonesia.

“Seperti satu batang lidi yang lemah tidak bisa menyapu, tapi jika disatukan menjadi sapu lidi, maka akan kuat dan berguna. Itulah filosofi koperasi: menyatukan kekuatan kecil menjadi kekuatan besar,” katanya.

Prabowo juga mengkritik adanya kekuatan besar yang kerap tidak menyukai gerakan koperasi karena dianggap mengganggu dominasi mereka.

“Gerakan koperasi sering tidak disukai oleh korporasi besar, bahkan negara tertentu tidak senang melihat bangsa lain yang ingin mandiri secara ekonomi. Tapi inilah jalan menuju kemerdekaan sejati—kemerdekaan ekonomi,” tuturnya. (rahmad/hm27)