Kadin Sumut Ingatkan Potensi Kanibalisasi KEK Kuala Tanjung dan Sei Mangkei

Suasana bongkar muat kapal kontainer di Terminal Multiguna Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. (Foto: Bisnis.com)
Medan, MISTAR.ID
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sumatera Utara (Sumut), Firsal Dida Mutyara, mengingatkan adanya potensi kanibalisasi antara KEK Kuala Tanjung dan KEK Sei Mangkei.
Ia mendorong agar kedua kawasan strategis itu diintegrasikan sehingga tidak saling mematikan, melainkan saling mendukung untuk memperkuat ekonomi Sumut.
"Kuala Tanjung sekarang mau bikin KEK sendiri. Mereka klaim sudah punya 3.000 hektare, tapi ini akan kanibalisasi dengan KEK Sei Mangkei. Kenapa tidak satu kawasan ini dibikin KEK saja semua, terintegrasi?" Kata Firsal, Selasa (19/8/2025).
Ia menjelaskan kawasan industri yang maju di dunia selalu terintegrasi dengan pelabuhan. Ia mencontohkan kawasan industri di Penang dan Singapura yang dibangun di atas lahan reklamasi dekat pelabuhan.
Firsal memaparkan data potensi Pelabuhan Kuala Tanjung yang memiliki luas area 3.000 hektar dengan kapasitas 500.000 TEUs per tahun. Pada 2023, volume kargo mencapai 7,2 juta ton dengan nilai ekspor sebesar USD 3,2 miliar.
Komoditas ekspor utama berupa olahan kelapa sawit, bahan baku industri, dan produk kimia, dengan negara tujuan utama Singapura dan Malaysia.
Sementara itu, KEK Sei Mangkei memiliki luas lahan 2.002,77 hektar dengan realisasi investasi mencapai Rp5,8 triliun dan mempekerjakan 6.200 orang di 32 perusahaan.
Disisi lain, Firsal juga mengeluhkan kondisi kawasan industri yang sudah ada, seperti Kawasan Industri Medan (KIM), yang kerap dilanda banjir. Ia menilai saat ini tidak ada lagi lahan industri yang layak di Medan.
Oleh karena itu, Kadin Sumut mendorong pengembangan kawasan industri baru di luar Medan, seperti di Binjai dan Langkat. Pengembangan ini diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menarik investor.
"Kita tidak mampu sendiri, kita perlu investor. Karena kita nggak punya uang, lah, nggak sanggup lah," ucapnya.
Firsal berharap, dengan adanya integrasi dan dukungan infrastruktur yang memadai, Sumut dapat menjadi penghubung (hub) logistik dan industri yang kompetitif, tidak kalah dari daerah lain. (amita/hm25)