Thursday, October 16, 2025
home_banner_first
EKONOMI

IHSG Ditutup Menguat di Angka 8.124,757 Sejalan Bursa Asia, Emas di Level 4.244 Dolar AS Picu Dilema Investor

Mistar.idKamis, 16 Oktober 2025 20.35
RA
AA
ihsg_ditutup_menguat_di_angka_8124757_sejalan_bursa_asia_emas_di_level_4244_dolar_as_picu_dilema_investor

Pengamat Ekonomi UISU, Gunawan Benjamin. (Foto: istimewa/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini di zona hijau, mencatatkan penguatan sebesar 0,77 persen ke level 8.124,757. Penguatan IHSG ini sejalan dengan tren positif mayoritas bursa saham di Asia, meskipun sentimen perang dagang antara AS dan China kian memanas.

Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, penguatan IHSG banyak ditopang oleh saham-saham perbankan besar, termasuk BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI, serta saham ANTM.

"Saham perbankan besar pada umumnya menopang penguatan IHSG. Spekulasi penurunan bunga acuan menjadi kabar positif, seiring dengan spekulasi penurunan bunga acuan The Fed dalam waktu dekat," kata Gunawan, Kamis (16/10/2025).

Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah terpantau stabil, diperdagangkan di kisaran Rp16.565 per Dolar AS. Berbanding terbalik dengan pasar saham, harga emas dunia terus mencetak rekor tertinggi baru hari ini, mencapai level 4.244 Dolar AS per ons troy, atau setara sekitar Rp2,27 juta per gram.

Kenaikan harga emas ini didorong oleh ketidakpastian kondisi ekonomi global yang terjadi belakangan ini. Gunawan menyoroti mahalnya harga emas telah melampaui batas teknikal maupun fundamental yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Kenaikan harga emas yang tak terhenti ini menyisakan dilema di kalangan investor. Investor mengkhawatirkan terjadinya koreksi tajam setelah emas mengalami kenaikan tanpa henti. Kenaikan harga emas yang ekstrem juga diinterpretasikan sebagai gambaran ancaman kondisi ekonomi global yang suram.

"Dilema kenaikan harga emas ini masih akan berlangsung selama ketidakpastian ekonomi ke depan menuju arah yang buruk," ucap Gunawan.

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN