Tuesday, October 14, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Ekonom Soroti Paradoks Beras Bulog Turun Mutu, Desak Reprocessing Segera

Mistar.idSelasa, 14 Oktober 2025 17.47
RJ
AA
ekonom_soroti_paradoks_beras_bulog_turun_mutu_desak_reprocessing_segera

Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Gunawan Benjamin (foto:gunawanbenjamin/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Isu penurunan mutu pada stok beras yang dikelola Perum Bulog, yang diklaim sebagian besar berasal dari stok impor, menjadi sorotan tajam di tengah publik.

Fenomena ini dianggap sebagai paradoks besar, mengingat sebelumnya harga beras justru melonjak dan memicu inflasi nasional.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, menilai kondisi ini sebagai bentuk lemahnya manajemen stok nasional. Ia menyebut, menumpuknya stok hingga mengalami penurunan mutu menunjukkan adanya masalah serius dalam tata kelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

“Ini paradoks di tengah masyarakat kita. Dulu harga beras tinggi, masyarakat menjerit karena inflasi. Sekarang stoknya justru menumpuk dan mutunya turun karena tidak terdistribusikan dengan baik,” tegas Gunawan kepada Mistar, Senin (13/10/2025).

Gunawan menyarankan agar Bulog segera melakukan reprocessing (pemrosesan ulang) terhadap stok beras tersebut. Proses ini diperlukan untuk memilah antara beras yang masih layak konsumsi dengan yang sudah tidak memenuhi standar.

“Reprocessing memang butuh biaya tambahan, tapi ini penting agar beras yang masih layak bisa segera disalurkan ke masyarakat. Sedangkan yang sudah turun mutu sebaiknya dialihkan menjadi pakan ternak, bukan untuk dikonsumsi manusia,” ujarnya.

Menurutnya, jika dibiarkan terlalu lama, stok menumpuk tidak hanya berpotensi merugikan negara secara finansial, tetapi juga menurunkan kepercayaan publik terhadap Bulog dan pemerintah.

“Bukan hanya negara yang rugi, tapi masyarakat juga. Karena di satu sisi harga naik, di sisi lain kualitas beras turun akibat penimbunan yang tak efisien,” tambahnya.

Gunawan pun mendesak agar pemerintah melakukan audit dan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme distribusi beras, termasuk sistem penyimpanan di gudang Bulog yang disebut-sebut belum seluruhnya memenuhi standar penyimpanan jangka panjang.

“Masalah mutu beras ini seharusnya tidak muncul jika ada manajemen stok yang lebih terukur. Pemerintah perlu menjadwalkan rotasi stok secara ketat agar tidak ada beras yang menumpuk terlalu lama,” tutupnya.

Temuan beras turun mutu ini kini menjadi peringatan bagi pemerintah agar tidak hanya fokus pada impor atau cadangan besar, tetapi juga pada efisiensi penyaluran dan kualitas beras yang diterima masyarakat.

Publik pun mendesak agar Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, serta Bulog duduk bersama untuk memastikan kasus serupa tidak terulang di masa depan. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN