Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pemerintah tengah menyiapkan penerapan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% atau B50 pada tahun depan. Langkah ini menjadi kelanjutan keberhasilan implementasi biodiesel B40 yang telah berjalan sepanjang 2025.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menyampaikan bahwa evaluasi penerapan B50 sedang dilakukan untuk memastikan kesiapan pasokan, infrastruktur, dan distribusi.

“Untuk B50 kita evaluasi. Implementasi B40 tahun ini berjalan baik, dan kami harap tahun depan B50 bisa segera dijalankan,” ujar Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Minggu (10/8/2025).

Selain itu, pemerintah juga mempercepat pembangunan pabrik biodiesel di Merauke, Papua Selatan. Proyek strategis ini ditargetkan rampung pada 2027 dan akan menjadi salah satu pusat produksi biodiesel nasional.

“Pembangunan akan dipercepat, khususnya di Merauke. Target kami, 2027 pabrik sudah berproduksi,” tambah Yuliot.

Tahun ini, alokasi B40 mencapai 15,6 juta kiloliter (kl), terdiri dari 7,55 juta kl untuk Public Service Obligation (PSO) dan 8,07 juta kl untuk non-PSO. Penyaluran didukung oleh 24 Badan Usaha BBN, 2 Badan Usaha BBM untuk PSO dan non-PSO, serta 26 Badan Usaha BBM khusus non-PSO.

Program mandatori ini mengacu pada Keputusan Menteri ESDM No 341.K/EK.01/MEM.E/2024, yang menetapkan campuran biodiesel sebesar 40% untuk mendukung energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon.(*)