Jakarta, MISTAR.ID

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengungkapkan investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia telah mencapai sekitar US$ 8,9 miliar atau setara Rp148,6 triliun hingga Agustus 2025 (kurs Rp16.699 per dolar AS).

Angka ini merupakan sebagian dari target investasi tahun 2025 yang ditetapkan sebesar US$ 16,5 miliar hingga US$ 16,9 miliar.

“Sampai dengan Agustus sudah mencapai sekitar US$ 8,9 miliar. Itu untuk total investasi di kegiatan hulu migas, baik capex, opex, eksplorasi maupun produksi,” ujar Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Djoko Siswanto, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI dilansir, Rabu (24/9/2025).

Djoko menjelaskan, khusus untuk kegiatan eksplorasi, realisasi investasi hingga Agustus 2025 baru mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp8,35 triliun dari target tahunan sebesar US$ 1,5 miliar (Rp25,05 triliun).

Meski demikian, tren investasi eksplorasi menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir. Pada 2019, investasi eksplorasi hanya sebesar US$ 600 juta, dan meningkat menjadi US$ 1,3 miliar pada 2024.

“Untuk eksplorasi di 2024 itu mencapai US$ 1,3 miliar. Di 2025 direncanakan sebesar US$ 1,5 miliar, namun realisasinya sampai Agustus baru US$ 500 juta,” katanya.

Hingga Agustus 2025, baru terealisasi 18 aktivitas pengeboran sumur eksplorasi dari total target 46 sumur sepanjang tahun ini. Namun, SKK Migas memperkirakan hingga akhir tahun jumlah pengeboran sumur eksplorasi hanya akan mencapai 43 sumur.

Djoko menambahkan, dari kegiatan eksplorasi tersebut, sebanyak 20 struktur telah memperoleh persetujuan status eksplorasi (PSE) dengan total temuan sumber daya mencapai 999 juta barrel oil equivalent (BOE). Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 1.154 juta BOE pada Desember 2025.

“Sampai Agustus, sumber daya yang ditemukan sekitar 919 juta BOE. Namun, hingga akhir tahun ditargetkan bisa mencapai 1.154 juta BOE,” tuturnya. (mtr/hm24)