Friday, October 3, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Pengamat: Orang Tua Perlu Literasi Digital untuk Cegah Anak Kecanduan Gadget

Jumat, 3 Oktober 2025 08.19
pengamat_orang_tua_perlu_literasi_digital_untuk_cegah_anak_kecanduan_gadget

Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/dragana991)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya pembekalan literasi digital bagi orang tua agar dapat membimbing anak menggunakan gadget secara bijak dan mencegah kecanduan.

Firman mengatakan, idealnya literasi digital dipelajari secara mandiri oleh orang tua. Namun, ia menilai tidak semua orang tua berada dalam kondisi ideal, sehingga diperlukan peran negara maupun komunitas untuk memberikan sosialisasi dan edukasi.

“Idealnya memang orang tua meliterasi dirinya sendiri, tapi ini biasanya dilakukan oleh orang tua yang canggih. Sehingga perlu introduksi dari negara atau komunitas yang paham dan mau berbagi,” kata Firman di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, literasi digital yang perlu dipahami orang tua bukan hanya sekadar penggunaan gadget untuk berselancar di internet, tetapi juga pemanfaatannya agar produktif dan sarat edukasi.

Firman menambahkan, orang tua harus mengajarkan anak memanfaatkan internet secara sehat, tidak semata untuk hiburan. Ia mengingatkan bahwa kecanduan gadget dapat menimbulkan kesepian akibat interaksi palsu di ruang digital.

Selain itu, orang tua juga diminta menciptakan aktivitas fisik bermakna di dunia nyata. Interaksi langsung dalam keluarga dinilai penting agar anak tidak hanya bergantung pada gadget.

“Orang tua harus membuat relasi yang tidak kalah menarik dengan perangkat digital, misalnya bermain di luar rumah atau bersama teman-temannya,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji mengungkapkan, dari 68 juta remaja usia 10-24 tahun, sebanyak 34 persen mengalami kecanduan gadget dan merasa kesepian.

Ia juga menyebut satu dari empat remaja mengalami stres hingga mengganggu kesehatan mental akibat dominasi penggunaan gawai dalam aktivitas sehari-hari.

Menurut Wihaji, kondisi tersebut dapat diintervensi dengan komunikasi hangat antara keluarga dan remaja. []

REPORTER: