Thursday, October 23, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Kemendikti Saintek Luncurkan Program Riset Prioritas 2026, Fokus Pemerataan dan Dampak Sosial

Mistar.idKamis, 23 Oktober 2025 08.12
RA
kemendikti_saintek_luncurkan_program_riset_prioritas_2026_fokus_pemerataan_dan_dampak_sosial

Ilustrasi penelitian. (Foto: iStock Photo)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) meluncurkan Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026, Selasa (21/10/2025), di Jakarta. Program ini bertujuan mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas riset nasional agar hasilnya berdampak langsung bagi masyarakat.

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemendikti Saintek, Fauzan Adziman, mengatakan riset prioritas tahun depan difokuskan pada pemecahan masalah nyata di berbagai daerah.

“Riset prioritas kita pada dasarnya ingin meningkatkan kemampuan rata-rata riset kita dan keberhasilan riset di seluruh Indonesia. Untuk itu diperlukan inersia besar dengan prioritas peningkatan pemerataan,” ujar Fauzan, mengutip dari Kompas, Kamis (16/10/2025).

Fauzan menjelaskan, pendanaan program ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan akan diberikan kepada perguruan tinggi terpilih di seluruh Indonesia. Adapun tahapan call for proposal akan dibuka mulai 28 Oktober 2025.

Riset akan dirancang berbasis kolaborasi antara kampus, pemerintah daerah, dan masyarakat agar hasil penelitian dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan. “Kami berharap kampus bisa menjadi simpul pertumbuhan ekonomi melalui riset yang relevan dengan kebutuhan lokal,” katanya.

Dalam arah kebijakan riset nasional, Kemendikti Saintek merujuk pada delapan bidang industri strategis sesuai AstaCita Presiden RI Prabowo Subianto, yakni pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

“Kita memang menginginkan bidang sosial-humaniora mendukung setiap lini dari industri strategis ini, bersama ilmu dasar STEM seperti matematika, fisika, dan biologi,” ucap Fauzan.

Selain Program Riset Prioritas, Kemendikti Saintek juga meluncurkan Program Riset Strategis yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menjelaskan perbedaan kedua program tersebut.

“Yang lebih ke hilir adalah Program Riset Strategis, sedangkan yang lebih fundamental adalah Program Riset Prioritas,” kata Brian.

Ia menambahkan, budaya riset di kampus harus terus diperkuat agar kegiatan penelitian menjadi arus utama dalam dunia pendidikan tinggi. “Riset di Indonesia masih belum menjadi hal yang mainstream di banyak kampus. Jadi mari kita budayakan, supaya pada 1 Februari tahun depan dana penelitian sudah bisa cair di kampus masing-masing,” ujarnya. (hm25)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN