Suri dan Perjuangannya Beternak Sapi Iduladha


Sapi kurban milik Basuri. (f: sembiring/mistar)
Deli Serdang, MISTAR.ID
Menjelang Iduladha, kesibukan mulai terasa di kandang-kandang sapi kurban milik warga di Kabupaten Deli Serdang. Salah satunya adalah Basuri, pria berusia 54 tahun yang akrab disapa Suri. Di Kecamatan Bangun Purba, tempatnya tinggal, aroma kandang dan lenguhan sapi sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Suri bukan peternak baru. Sejak kecil, ia sudah terbiasa mencium bau jerami basah dan mendengar ringkikan sapi saat pagi buta. Ayahnya dulu pernah memelihara enam ekor sapi sebelum beralih menjadi pedagang jajanan keliling. Namun, bagi Suri, sapi adalah panggilan hidup yang tak tergantikan.
Kini, dengan 30 ekor sapi kurban yang dirawatnya sendiri, Suri menyambut lonjakan permintaan yang rutin datang saban Iduladha. "Alhamdulillah, tahun ini banyak yang tanya-tanya. Biasanya dari sekitar Medan juga ada yang datang," tuturnya sambil membersihkan kandang.
Lelaki sederhana ini hidup bersama anak dan cucunya. Meski usia tak muda lagi, tangannya masih cekatan menggiring sapi dan memberi pakan. “Saya anggap sapi-sapi ini seperti bagian dari keluarga. Jadi harus diperlakukan baik,” katanya.
Bagi Suri, Iduladha bukan sekadar musim panen, melainkan juga masa di mana kerja kerasnya selama setahun penuh berbuah berkah. Kandangnya tak hanya penuh dengan hewan ternak, tapi juga harapan.
Saat itulah Suri ikut membantu menggembalakan sapi, karena masih banyak areal perkebunan sawit yang bisa dimanfaatkan untuk mencari pakan.
“Dulu kandangnya di belakang rumah ini juga,” ujarnya sambil menunjuk bangunan kayu sederhana di belakang rumahnya, Senin (5/5/2025) siang.
Tahun 2020, Suri mulai beternak sapi kurban. Awalnya hanya empat ekor, hasil kerja sama dengan pemodal.
Tahun pertama tidak berjalan mulus. Hanya dua sapi terjual. Dua sisanya harus dipelihara kembali hingga Iduladha berikutnya.
“Sapi waktu itu banjir, banyak pemilik ternak menjual sapinya dengan harga murah. Karena pihak kebun melarang mengangon ternak di tanaman sawit muda,” ucapnya.
Namun Suri tidak menyerah. Tahun berikutnya, penjualannya membaik. Semua sapi laku. Ia kini sudah lebih paham ritme pasar dan memilih sapi yang dinilai memiliki kualitas daging lebih padat dan merah.
"Sapinya juga sudah divaksin semua, karena kalau tidak divaksin, tidak bisa lewat waktu pengantaran," tuturnya.
Sementara sejumlah panitia kurban juga tidak kalah sibuk untuk mendapatkan hewan yang akan disembelih pada Iduladha.
Meski waktunya sebulan lagi, namun mereka mulai berburu hawan kurban ke sejumlah daerah mendatangi pemilik ternak. Berharap harga sapi kurban masih bisa miring.
"Setiap tahun saya memang sudah ada tempat langganan mengambil sapi kurban dan sudah saya panjar jauh hari sebelum Iduladha,"kata Zainal Koto, ketua panitia kurban di Komplek BSP Lubuk Pakam tempat tinggalnya.
Diperkirakan, lanjut Zainal, jumlah hewan kurban tahun ini di tempat tinggalnya sama dengan tahun sebelumnya, 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing.
Sementara Ketua Majelis Dakwah dan Syiar Islam (Madasi) PTPN1 Regional 1 Rahmat Kurniawan mengaku untuk memenuhi hewan kurban tahun ini pihaknya berburu ke sejumlah daerah di Deli Serdang dan Langkat.
"Estimasi kita tahun ini sama dengan tahun sebelumnya, 12 ekor sapi. Sekarang yang berkurban lebih sedikit namun hewan kurbannya tetap banyak,"kata Rahmat. (sembiring/hm20)