Wednesday, October 22, 2025
home_banner_first
BUDAYA

Melalui Seni, JBAF Bangkitkan Kesadaran Budaya di Kalangan Anak Muda

Mistar.idRabu, 22 Oktober 2025 14.04
RA
SH
melalui_seni_jbaf_bangkitkan_kesadaran_budaya_di_kalangan_anak_muda

Beberapa pemuda membawakan musik tradisional pada JBAF di Taman Budaya Kota Medan. (Foto: Susan/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Direktur Jong Batak’s Arts Festival (JBAF), Audrin Manurung, menilai sebagian anak muda di Kota Medan tengah mengalami krisis identitas budaya. Untuk itu, Audrin berupaya menjadikan seni sebagai ruang untuk membangkitkan kembali kesadaran budaya di kalangan generasi muda.

Melalui JBAF ke-12 yang digelar selama 11 hari di Taman Budaya Medan, Audrin dan tim juga mengangkat isu pangan lokal dan tetap memuat idiom tradisi.

“Banyak generasi muda di Kota Medan yang tidak lagi memahami asal-usul marga dan tradisi daerahnya sendiri, sudah nggak tahu lagi silsilahnya, misalnya asal marganya dari mana. Ini hal sederhana dari krisis identitas yang aku maksud,” kata Audrin, Rabu (22/10/2025).

Festival yang telah digelar rutin sejak 12 tahun lalu ini menampilkan beragam pertunjukan seni, mulai dari musik, tari, teater, hingga pameran seni rupa dan instalasi media baru. Sebanyak 32 komunitas seni terlibat dalam pertunjukan, sementara 24 komunitas lainnya bergabung dalam program diskusi dan lokakarya bertajuk Co-program.

“Selama 11 hari ini, tidak hanya pertunjukan. Ada juga diskusi, talkshow, ngobrol buku tentang kuliner Nusantara, sampai workshop membuat makanan tradisional seperti Dali ni Horbo, Napinadar, dan Arsik,” ucapnya.

Audrin menambahkan, JBAF memang menargetkan anak-anak muda sebagai peserta utama. Ia ingin menumbuhkan semangat Sumpah Pemuda dalam konteks kekinian, yaitu bagaimana kaum muda bisa tetap melestarikan tradisi di tengah arus modernisasi.

“Walaupun sekarang eranya sudah modern, tapi tetap bisa mengangkat idiom tradisi. Misalnya musisi jazz yang dalam satu karya bisa menyandingkannya dengan tradisi. Itu kan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan juga,” katanya.

Untuk menjangkau generasi muda, panitia juga melibatkan relawan Gen Z dalam kampanye festival di media sosial.

“Kami membebaskan mereka membuat konten yang lebih visual, biar anak-anak muda lebih tertarik. Misalnya mereka ke tengah kota bikin tanya jawab seputar pangan lokal,” tuturnya. (hm25)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN