Warga Desa Silo Bonto Asahan Gantungkan Hidup dari Produksi Kopra


Kebersamaan ibu-ibu di Desa Silo Bonto dan Babinsa Koramil 07/AJ di tengah komunikasi sosial pelaksanaan TMMD ke-124 Kodim 0208/Asahan. (f:ist/perdana)
Asahan, MISTAR.ID
Di tengah tekanan ekonomi akibat turunnya produksi kelapa dan anjloknya harga kopra, masyarakat Desa Silo Bonto, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, terus bertahan dengan menggantungkan hidup dari produksi kopra.
Meski upah yang diperoleh tergolong rendah, pekerjaan ini tetap menjadi tumpuan utama, terutama bagi kaum ibu rumah tangga.
Kopra, hasil olahan dari daging kelapa yang dikeringkan, menjadi komoditas penting karena digunakan sebagai bahan dasar minyak kelapa, produk kosmetik, makanan, hingga pakan ternak.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, para petani kelapa di desa ini menghadapi dua tantangan besar penurunan hasil panen akibat cuaca dan pohon tua, serta harga jual kopra yang tak sebanding dengan usaha pengolahannya.
Salah satu warga, Aminah, mengungkapkan dari pekerjaan mengupas kelapa, ia bisa mengumpulkan sekitar Rp35 ribu per hari.
"Upahnya Rp325 per kilogram. Kalau satu hari bisa 100 kilogram, ya segitu dapatnya. Tapi Alhamdulillah, disyukuri saja," katanya, Minggu (11/5/2025).
Aminah menyebut, pekerjaan tersebut menjadi penopang utama ekonomi keluarga, terutama ketika penghasilan suaminya sebagai nelayan tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Di tengah situasi sulit tersebut, Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 bersama Babinsa Koramil 07/AJ hadir memberikan dukungan nyata. Mereka tak hanya menyampaikan pesan komunikasi sosial, tetapi juga terjun langsung membantu proses pengupasan kelapa, yang dalam istilah lokal disebut "pengocek kelapo", bersama warga .
Danramil 07/AJ, Lettu Inf Rixon Damanik, mengatakan kehadiran Babinsa di tengah warga merupakan bagian dari pendekatan sosial TNI dalam pelaksanaan TMMD. “Kami ingin menunjukkan bahwa TNI hadir bukan hanya untuk keamanan, tapi juga mendukung kegiatan ekonomi masyarakat desa. Ini bagian dari semangat gotong royong,” ujarnya.
Kebersamaan yang tercipta antara aparat TNI dan masyarakat menjadi potret kuatnya nilai-nilai sosial di pedesaan. Di tengah keterbatasan, mereka tetap menjaga semangat produktivitas dan kebersamaan, dengan harapan ke depan harga dan produksi kopra bisa kembali stabil. (perdana/hm25)