Monday, August 11, 2025
home_banner_first
SUMUT

Pasca Diresmikan Menkes Budi, Pembangunan RS Pratama Senilai Rp142 Miliar di Nias Barat Lambat

journalist-avatar-top
Senin, 11 Agustus 2025 17.29
pasca_diresmikan_menkes_budi_pembangunan_rs_pratama_senilai_rp142_miliar_di_nias_barat_lambat

Petugas keamanan dari Satuan Brimob tengah menjaga gerbang lokasi Pembangunan RS Pratama Nias Barat. (foto: Eze/mistar)

news_banner

Nias Barat, MISTAR.ID

Pembangunan Rumah Sakit (RS) Pratama di Kabupaten Nias Barat dinilai lambat pasca diresmikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sejak 11 Juli 2025 hingga Senin (11/8/2025).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Nias Barat, Hiburan Halawa mengatakan hasil pemantauannya sejak Jumat (8/8/2025) baru 44 tiang pancang dari total 204 yang dibuat tiang bor.

"Progresnya sudah mencapai 9 persen," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. Pasalnya, pencapaian persentase ini diragukan mengingat jumlah tiang yang terpasang masih jauh dari target.

Pantauan di lapangan pada Senin (11/8/2025) memperlihatkan hanya puluhan pekerja yang berada di lokasi. Tidak terlihat aktivitas mobil pengangkut material keluar masuk area proyek. Di lokasi, hanya tampak satu unit kendaraan crane dan satu unit beko yang beroperasi.

Ketika wartawan hendak memasuki area proyek, petugas keamanan menyebut peliputan di lokasi hanya bisa dilakukan jika ada izin dari Bupati Nias Barat. “Harus ada izin pimpinan tertinggi (Bupati), hanya yang bernama Jeremi yang sudah dapat izin,” ujar petugas itu.

Proyek senilai Rp142 miliar ini sebelumnya menuai sorotan karena pemenang tendernya, PT Turelloto Batu Indah, dipilih di tengah tudingan pengaturan lelang. Kondisi di lapangan yang menunjukkan minimnya pekerja dan lambatnya progres semakin memunculkan pertanyaan publik mengenai kemampuan perusahaan tersebut menyelesaikan pekerjaan sesuai target Desember 2025.

Apabila keterlambatan ini berlanjut, dikhawatirkan fasilitas kesehatan yang diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan bagi warga Nias Barat justru molor dari jadwal sehingga menghambat akses pelayanan kesehatan yang memadai. (Eze/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN