Lima Hari Sekolah Jenjang SMA dan SMK Resmi Berlaku di Sumut Mulai Tahun Ajaran 2025/2026

Ilustrasi, siswa SMA/SMK. (f:ist/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan mulai menerapkan kebijakan lima hari sekolah untuk jenjang SMA dan SMK pada tahun ajaran 2025/2026.
Program ini merupakan arahan langsung dari Gubernur Sumut, Bobby Nasution, dan telah dituangkan dalam regulasi resmi.
Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumatera Utara Wilayah VI, Robinson Sitanggang, kebijakan ini mulai dijalankan seiring dimulainya tahun ajaran baru.
Dengan penerapan sistem lima hari, para siswa akan mengikuti kegiatan belajar dari Senin hingga Jumat, dan libur pada hari Sabtu.
“Pada tahun ajaran baru ini, program lima hari sekolah akan mulai dilaksanakan. Anak-anak akan belajar lima hari dalam seminggu, dan Sabtu diliburkan,” tutur Robinson saat dikonfirmasi pada Selasa (24/6/2025).
Penyesuaian Jam Belajar dan Ekstrakurikuler
Untuk mengompensasi penghapusan jam belajar pada hari Sabtu, sekolah akan menambah durasi pembelajaran pada hari Senin hingga Kamis. Sementara hari Jumat akan difokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler.
“Jam pelajaran ditambah dari Senin hingga Kamis. Untuk Jumat, setelah kegiatan belajar selesai, siswa akan mengikuti ekstrakurikuler,” ujar Robinson.
Kepala SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon, Ridwan Tampubolon, membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima regulasi tersebut dan telah menyosialisasikannya kepada para orang tua siswa saat pembagian rapor.
“Ya, kebijakan ini akan mulai berlaku pada tahun ajaran baru. Sosialisasi kepada orang tua siswa juga sudah dilakukan,” katanya singkat.
Pro dan Kontra di Tengah Masyarakat
Meski memiliki tujuan positif seperti menekan angka tawuran, mengurangi aktivitas geng motor, dan mencegah penyalahgunaan narkoba, kebijakan ini juga mendapat respons beragam dari masyarakat.
Sebelumnya diberitakan Mistar, seorang wali murid, Gunawan, menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak ekonomi dari kebijakan ini.
“Dengan sistem lima hari sekolah dan jam belajar yang lebih panjang, tentu biaya hidup bertambah. Anak-anak harus makan siang di luar karena makan siang gratis belum berlaku di semua sekolah,” ucapnya.
Ia juga menyoroti kondisi ekonomi masyarakat yang saat ini belum stabil, dan menyebut bahwa kebijakan tersebut dapat menambah beban bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
Program lima hari sekolah untuk jenjang SMA dan SMK di Sumatera Utara merupakan upaya reformasi pendidikan yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan produktif.
Namun, pemerintah juga diharapkan mempertimbangkan kesiapan sarana pendukung, termasuk aspek ekonomi masyarakat. (hamzah/hm27)