Keluarga Harapkan Bantuan Pemerintah Untuk Pulangkan Jenazah TKI ke Asahan

Keluarga Azwar saat memberikan keterangan dan menyampaikan permohonan. (foto: Istimewa/Mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Harapan keluarga Azwar, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Asahan untuk bisa segera memulangkan jenazahnya dari Kamboja belum juga terwujud, meski lebih dari lima pekan telah berlalu sejak kabar duka itu diketahui.
Sebelumnya, Azwar dilaporkan meninggal dunia pada 13 Juni 2025 di negara tersebut. Namun hingga kini, proses pemulangan jenazah belum juga terealisasi. Keluarga masih berharap campur tangan pemerintah.
“Kami tetap ingin Azwar dimakamkan di kampung halamannya, di Desa Bunut, Kecamatan Kisaran Barat. Itu satu-satunya bentuk penghormatan terakhir yang bisa kami berikan,” ujar Nurhayati, kakak Azwar, penuh haru kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).
Keluarga korban terus mendorong pemerintah, khususnya Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, agar memenuhi janjinya untuk membantu pemulangan jenazah TKI tersebut.
Sebelumnya, pernyataan sang menteri yang sempat menyebut akan “patungan” demi membawa pulang jenazah Azwar pun kini menjadi tumpuan harapan keluarga yang tengah dirundung duka.
“Kami ini keluarga yang tidak mampu. Kami mohon sebagaimana pernyataan bapak tersebut mau membantu kepulangan keluarga kami dari sana. Kami hanya ingin adik kami pulang dan dimakamkan dengan layak di tanah kelahirannya,” ucap Nurhayati sambil menunjukkan salinan berita yang memuat janji patungan dari Menteri P2MI.
Adapun, Azwar diketahui berangkat ke luar negeri pada April 2025 melalui seorang agen asal Medan, yang menjanjikannya pekerjaan sebagai penyanyi di Malaysia dengan iming-iming gaji sebesar Rp13 juta per bulan.
Namun harapan tersebut berubah menjadi mimpi buruk. Bukan ke Malaysia, Azwar justru dikirim secara ilegal ke Kamboja, dan dipekerjakan secara paksa di sebuah perusahaan penipuan online (scammer).
Dalam kondisi sakit dan tertekan, Azwar sempat menghubungi keluarganya dan memohon bantuan dana sebesar Rp40 juta untuk membayar "denda" agar bisa pulang ke tanah air. Dalam video call terakhir yang menyayat hati, Azwar mengaku mengalami sakit berat dan merasa takut akan dijual ke perusahaan lain, atau lebih buruk lagi, dibuang ke laut.
Tragisnya, tak lama setelah itu, kabar kematian Azwar diterima pihak keluarga. Namun, sejak kematiannya pada pertengahan Juni, jenazah Azwar belum juga dipulangkan. Pemerintah Kabupaten Asahan sempat menawarkan solusi pemakaman Azwar di Kamboja sesuai ajaran Islam, dengan seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan. Namun tawaran ini ditolak pihak keluarga. (Perdana/hm18)