Monday, September 15, 2025
home_banner_first
SUMUT

Green Justice Soroti Potensi Besar HHBK di Sumut: Bisa Jaga Hutan dan Perkuat Ekonomi Masyarakat

journalist-avatar-top
Senin, 15 September 2025 20.42
green_justice_soroti_potensi_besar_hhbk_di_sumut_bisa_jaga_hutan_dan_perkuat_ekonomi_masyarakat

Direktur Green Justice Indonesia, Panut Hadisiswoyo. (foto:susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Direktur Green Justice Indonesia (GJI), Panut Hadisiswoyo, menyoroti bahwa Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Sumatera Utara belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, potensi HHBK sangat besar dalam mendorong kelestarian hutan sekaligus penguatan ekonomi masyarakat lokal.

“Kalau pemanfaatan hutan hanya bertumpu pada eksploitasi kayu untuk keuntungan sesaat, dampaknya bisa sangat merugikan. Kita bicara tentang perubahan iklim, deforestasi, hingga potensi bencana alam,” ujarnya dalam seminar nasional di Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (15/9/2025).

HHBK: Obat, Pangan, hingga Kosmetik dari Hutan

Panut menjelaskan bahwa hutan menyimpan kekayaan luar biasa, bukan hanya dari sisi karbon atau kayu, tetapi juga dari berbagai produk non-kayu yang sangat bernilai.

“Kita punya sumber obat-obatan alami, pangan lokal, hingga bahan baku kosmetik yang berasal dari tanaman hutan seperti getah damar dan kemenyan. Ini semua bisa dimanfaatkan tanpa harus merusak ekosistem hutan,” ucap Panut.

Ia menyebut, luas hutan di Sumatera Utara mencapai sekitar 3 juta hektare, hampir setengah dari total luas wilayah provinsi. Kondisi ini adalah peluang besar—namun juga tantangan—bagi pengelolaan hutan berkelanjutan.

Solusi Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat

Green Justice Indonesia menilai bahwa HHBK bisa menjadi bagian dari strategi baru penyelamatan hutan, melalui pengelolaan berbasis masyarakat dan pendekatan ekonomi hijau.

“Kita perlu mendorong model-model pemanfaatan kawasan hutan yang bersifat lestari dan inklusif, agar manfaat hutan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, tanpa merusak lingkungan,” ujarnya.

Panut juga menekankan pentingnya inovasi generasi muda dalam mengeksplorasi nilai-nilai hutan yang bersifat non-kayu. Menurutnya, hutan tak hanya bisa diselamatkan lewat kebijakan, tapi juga melalui gagasan dan solusi kreatif berbasis lokal. (susan/hm27)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN