Thursday, May 15, 2025
home_banner_first
SUMUT

Berawal dari Hobi Jadi Rezeki, Pemuda Langkat Sukses Ekspor Ikan Cupang Hias

journalist-avatar-top
Rabu, 14 Mei 2025 21.23
berawal_dari_hobi_jadi_rezeki_pemuda_langkat_sukses_ekspor_ikan_cupang_hias

Akbar peternak ikan cupang hias dan ikan kualitas yang berhasil mengekspor ke berbagai negara (f:endang/mistar)

news_banner

Langkat, MISTAR.ID

Bermula dari hobi memelihara ikan cupang hias, Akbar usia 25 ahun, warga Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kini sukses menekuni bisnis ekspor ikan cupang ke mancanegara.

Sejak 2017, Akbar mulai membudidayakan ikan Betta sp di halaman belakang rumahnya yang sempit. Dengan perlengkapan sederhana seperti box busa bekas dan botol plastik minuman, ia merawat ikan cupang hias berbagai jenis, seperti nemo klasik, multicolor, avatar, galaxy, hingga leopard.

Berbeda dengan jenis cupang aduan, Akbar memilih fokus ke jenis cupang hias yang memiliki nilai estetik dan diminati pasar global. Untuk menjaga kualitas, ia memperhatikan bibit unggul, pakan hidup untuk usia dini, dan pelet khusus untuk usia di atas satu bulan. Air pada botol diganti secara rutin setiap tiga hari untuk menjaga kesehatan ikan.

“Saya juga sering melakukan kawin silang untuk mendapatkan kombinasi warna dan bentuk sirip terbaik,” kata Akbar saat ditemui di kediamannya, Rabu (14/5/2025).

Melalui media sosial dan keikutsertaan dalam kontes-kontes ikan cupang, bisnisnya pun dikenal luas. Permintaan datang dari dalam negeri hingga luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, China, dan Australia.

Ia mengaku permintaan paling banyak dari Malaysia dan Australia. Untuk ekspor ke Malaysia harganya bisa 200–300 Ringgit Malaysia per ekor, sedangkan ke China sekitar Rp200 ribu, dan ke Australia lebih mahal lagi karena dihitung dengan Dollar Amerika.

Puncak kejayaan bisnis ini terjadi saat pandemi COVID-19. Ketika banyak sektor usaha lesu, tren memelihara cupang justru melonjak tajam. Permintaan bisa mencapai ribuan ekor per minggu, sementara stok budidaya di Langkat hanya mampu memenuhi sekitar 300 ekor per minggu.

“Waktu itu permintaan ikan cupang hias luar biasa, hingga ribuan ekor per minggunya. Sedangkan kami para pembudidaya ikan cupang hias di Langkat hanya sanggup menyediakan 300 ekor ikan setiap minggunya,” kata Akbar.

Akbar mengaku lebih banyak menikmati suka ketimbang duka selama menjalani usaha ini karena berangkat dari hobi yang menghasilkan. Ia pun berharap tren cupang hias akan kembali booming di masa mendatang. (endang/hm17)

REPORTER:

RELATED ARTICLES