BEM Nusantara Korda Sumut Sampaikan Tujuh Rekomendasi Strategis Usai Konsolidasi di Asahan

BEM Nusantara Koordinator Daerah Sumut, (kiri ke kanan) Munawar khalilnur, Yogi Mahendra dan Asay Pratama Sitorus. (foto: Perdana / Mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Konsolidasi Daerah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Korda Sumatera Utara di Kabupaten Asahan resmi berakhir pada Minggu (26/10/2025) dengan menghasilkan tujuh rekomendasi strategis terkait persoalan mendasar daerah.
Kegiatan yang berlangsung sejak 24 Oktober 2025 ini tetap sukses meski sempat diwarnai upaya segelintir mahasiswa yang mencoba membubarkan acara pada saat pembukaan. Konsolidasi dihadiri oleh para presiden mahasiswa dari berbagai universitas di Sumatera Utara dan menjadi wadah penting untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa.
“Kami hadir di Asahan bukan hanya untuk berdiskusi, tetapi untuk melahirkan solusi konkret. Hasil rekomendasi ini akan kami sampaikan langsung ke pemerintah provinsi dan DPRD Sumut agar segera ditindaklanjuti,” ujar Yogi Mahendra, Presiden Mahasiswa BEM Nusantara Korda Sumut.
Tujuh Rekomendasi Utama BEM Nusantara Korda Sumut
1. Percepatan perbaikan jalan rusak yang viral di Kecamatan Sei Kepayang, Asahan. Mahasiswa mendesak Pemkab Asahan dan Pemprov Sumut segera melakukan perbaikan sebagai bentuk pemerataan pembangunan infrastruktur.
2. Transparansi program KIP Kuliah. BEM Nus menyoroti dugaan penyalahgunaan kewenangan di sejumlah kampus yang menekan mahasiswa penerima bantuan dengan ancaman tertentu.
3. Pemerataan akses pendidikan. Banyak mahasiswa di daerah terpencil belum mendapatkan kuota kuliah yang memadai sehingga harus berkuliah jauh dari daerah asal.
4. Peningkatan kualitas infrastruktur pendidikan. Mahasiswa menilai kondisi infrastruktur yang carut-marut di berbagai kabupaten/kota di Sumut menghambat pemerataan pendidikan.
5. Penanganan serius terhadap peredaran narkoba. Daerah seperti Kota Binjai disebut menjadi salah satu titik rawan narkotika yang tak kunjung tertangani secara efektif.
6. Pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). BEM Nus menyoroti kasus di Kabupaten Langkat yang menjadi sarang perdagangan manusia, bahkan menelan korban jiwa.
7. Penanggulangan banjir di Kota Medan. Sebagai ibu kota provinsi, banjir yang terus berulang dianggap mencerminkan lemahnya tata kelola lingkungan dan infrastruktur perkotaan.
Assay Pratama Lubis, Ketua Panitia Konsolidasi, menyatakan rasa syukurnya atas suksesnya kegiatan ini.
“Meski sempat ada dinamika di awal, semangat peserta tetap tinggi. Ini bukti BEM tetap solid memperjuangkan aspirasi masyarakat melalui gagasan mahasiswa,” ujarnya.
Konsolidasi ini menjadi bukti nyata peran mahasiswa Sumatera Utara sebagai agen kontrol sosial dan mitra kritis pemerintah. Dengan semangat kebersamaan, BEM Nusantara bertekad mengawal rekomendasi tersebut agar memberikan dampak nyata bagi masyarakat, menuju Sumatera Utara yang lebih maju, adil, dan berdaya saing. (hm27)
BERITA TERPOPULER


























