Karhutla di Kawasan Danau Toba Dinilai Semakin Memburuk, Pengawasan Dinilai Lemah

Kebakaran hutan di Girsang Sipangan Bolon, Simalungun. (Foto: Dok. Victor Saragih)
Simalungun, MISTAR.ID
Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia sekaligus penggiat lingkungan, Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, mengungkapkan kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Danau Toba dinilainya memburuk dalam lima tahun terakhir.
Menurutnya, karhutla di wilayah tersebut bukan lagi sekadar pola tahunan yang berulang, namun telah menjadi ancaman serius terhadap keberlangsungan warisan alam dan budaya dunia.
“Kemarau panjang dan penurunan curah hujan turut memperparah potensi kebakaran,” ujar Wilmar, Kamis (24/7/2025).
Ia juga menyoroti lemahnya edukasi masyarakat lokal dan nihilnya penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan sebagai akar masalah yang terus berulang. Menurutnya, pembukaan lahan dengan cara membakar dinilai cepat dan murah, meski berisiko tinggi.
“Pembiaran atas praktik ini, terutama di zona rawan, merupakan kelalaian struktural yang tak bisa ditoleransi,” tuturnya.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Simalungun Meluas
Wilmar menambahkan, di banyak negara, masyarakat sekitar hutan justru menjadi garda terdepan mitigasi bencana. Indonesia, kata dia, sebenarnya memiliki model serupa melalui program Masyarakat Peduli Api (MPA).
Namun sayangnya, lanjut Wilmar, program MPA tidak berjalan optimal di kawasan Danau Toba. Tanpa pelatihan, pendampingan, dan dukungan anggaran, program tersebut dinilainya hanya menjadi slogan tanpa daya guna.
Diketahui, kawasan hutan lindung di Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dilanda karhutla sejak beberapa hari terakhir.
Mencegah meluasnya kebakaran, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) bersama warga setempat terus bersiaga di lokasi. Bahkan tim gabungan telah berjibaku memadamkan api sejak Rabu (23/7/2025) pagi.
Adapun kebakaran hutan lindung Sibaganding merupakan lanjutan dari karhutla di kawasan hutan Batu Lotting yang terjadi sebelumnya. (hamzah/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Jumlah Ormas di Siantar Terus Meningkat, Ini Kata Kesbangpol