Monday, August 11, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Penemuan Spesies Baru Pari Manta di Atlantik

journalist-avatar-top
Senin, 11 Agustus 2025 08.10
penemuan_spesies_baru_pari_manta_di_atlantik

Pari Manta Atlantik. (Foto: Solitude Wordl/Mistar)

news_banner

Meksiko, MISTAR.ID

Andrea Marshall telah mendedikasikan hidupnya untuk meneliti pari manta, berusaha memahami setiap detail kehidupan hewan laut yang anggun ini.

Sekitar 15 tahun lalu, di perairan lepas pantai timur Meksiko, ia melihat seekor pari manta yang tampak berbeda. Saat itu juga ia menyadari bahwa ia menemukan sesuatu yang istimewa.

Penelitian panjangnya membuahkan hasil. Bersama timnya, Marshall mengidentifikasi spesies baru bernama Mobula yarae atau pari manta atlantik. Spesies ini menjadi yang ketiga di dunia, melengkapi daftar yang sebelumnya hanya berisi pari manta samudra raksasa (Mobula birostris) dan pari manta karang (Mobula alfredi).

Marshall, yang juga ahli biologi konservasi sekaligus salah satu pendiri Marine Megafauna Foundation, mempublikasikan deskripsi spesies baru ini pada Juli lalu di jurnal Environmental Biology of Fishes.

Nama M. yarae diambil dari Yara, tokoh putri duyung dalam legenda Brasil. Ciri khasnya meliputi bercak putih berbentuk huruf V di bahu, rona terang di sekitar mulut dan mata, serta bintik-bintik gelap pada bagian perut.

Ukuran M. yarae dapat menyamai manta samudra raksasa, dengan rentang lebar 4,5 hingga 6 meter. Namun, sebagian besar yang ditemukan peneliti adalah pari muda dengan ukuran lebih kecil.

Spesies ini kerap dijumpai di perairan pesisir yaitu habitat yang mirip dengan pari manta karang dan tersebar di wilayah tropis, serta subtropis Atlantik. Mulai dari pesisir timur Amerika Serikat hingga Brasil, termasuk Teluk Meksiko dan Laut Karibia.

Dulu, ilmuwan hanya mengenal satu spesies pari manta. Baru pada 2009, Marshall dan rekan-rekannya berhasil mengumumkan spesies kedua, pari manta terumbu.

Sejak saat itu, ia menduga ada spesies ketiga yang bersembunyi di Atlantik. Dugaan itu terbukti ketika ia menyelam di perairan Yucatán dan bertemu langsung dengan pari manta yang belum pernah ia kenali sebelumnya.

“Apakah saya pernah membayangkan akan menemukan spesies baru lagi? Tidak sama sekali. Jadi, saat berhadapan langsung dengan pari manta yang langsung saya sadari sebagai spesies ketiga, itu menjadi salah satu kejutan terbesar dalam hidup saya,” kata Marshall.

Untuk memastikan penemuannya, Marshall bertahun-tahun meneliti perbedaan halus dalam warna, pola, ukuran, habitat, dan perilaku pari manta.

Bukti genetis akhirnya didapat pada 2017 ketika seekor pari manta betina muda terdampar mati di Florida. Analisis DNA menunjukkan M. yarae berbeda dari pari manta samudra raksasa dan kemungkinan baru terpisah secara evolusi belum lama ini.

Peneliti Marine Megafauna Foundation, Jessica Pate, menjelaskan penemuan itu sangat beruntung karena pari manta biasanya tenggelam saat mati, sementara tubuhnya yang bertulang rawan cepat membusuk.

“Kita tidak bisa melindungi sesuatu yang belum kita kenal. Dengan identifikasi resmi ini, kita bisa merancang penelitian dan upaya konservasi yang tepat bagi pari manta Atlantik,” ucapnya.

Keberadaan spesies baru ini penting karena M. yarae banyak hidup di dekat garis pantai Atlantik bagian barat, sehingga rentan terhadap tabrakan kapal, terjerat alat pancing, dan tertangkap secara tidak sengaja.

Meski pada awal 2024 Marshall mengalami aneurisma otak dan stroke parah sehingga harus mengambil cuti panjang, penelitian tentang M. yarae tetap berlanjut. Timnya kini berencana memanfaatkan teknologi penandaan satelit di Florida dan pemantauan populasi di Meksiko dalam mempelajari habitat dan pola pergerakannya.

“Pengakuan resmi ini baru langkah awal. Di Florida, pari manta ini kerap terlihat di wilayah padat lalu lintas kapal dan pembangunan pesisir. Mengetahui kebutuhan habitat dan kebiasaan mereka menjadi kunci perlindungan di masa depan,” kata Pate.[]


REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN