Peralatan Batu Purba Berusia 1,5 Juta Tahun Ditemukan di Sulawesi

Peralatan batu purba yang ditemukan di Sulawesi. (Foto: M.W. Moore/Universitas New England)
Soppeng, MISTAR.ID
Peralatan batu purba berusia hingga 1,5 juta tahun ditemukan di Pulau Sulawesi, Indonesia. Temuan ini mengejutkan dunia arkeologi karena menunjukkan bahwa pulau tersebut sudah dihuni oleh kerabat manusia jauh sebelum spesies kita muncul di bumi.
Dilansir Live Science, Minggu (10/8/2025), peralatan itu berupa serpihan batu sederhana dengan tepi tajam. Batu ini biasa digunakan sebagai alat serbaguna untuk memotong dan mengikis.
“Ini adalah bukti tertua keberadaan kerabat manusia di Wallacea,” ujar Adam Brumm, profesor arkeologi dari Griffith University, Australia.
Artefak-artefak tersebut ditemukan antara 2019 hingga 2022 di Calio, Sulawesi. Total ada tujuh peralatan batu berbahan rijang yang dibuat dengan teknik pengelupasan perkusi, yakni memukul batu inti dengan batu palu untuk menghasilkan alat tajam. Salah satunya bahkan di-retouch untuk mempertajam sisi.
Metode penanggalan menunjukkan peralatan itu berusia antara 1,04 juta hingga 1,48 juta tahun. Rentang ini sebanding dengan masa hidup Homo erectus, yang diketahui mencapai Pulau Jawa sekitar 1,6 juta tahun lalu setelah berevolusi di Afrika. Namun, berbeda dengan Jawa, Sulawesi hampir tidak punya catatan fosil manusia purba.
Selama ini, fosil tertua dari manusia modern di Sulawesi hanyalah fragmen rahang atas berusia 16.000–25.000 tahun. Pulau ini juga terkenal dengan seni gua naratif tertua di dunia berusia 51.200 tahun. Sebelum temuan ini, alat batu tertua di Sulawesi baru berusia sekitar 194.000 tahun.
Temuan terbaru membuka kemungkinan bahwa Sulawesi pernah dihuni oleh nenek moyang Homo luzonensis di Luzon atau Homo floresiensis di Flores, dua kerabat manusia berpostur kecil yang dijuluki “hobbit”.
Para peneliti belum bisa memastikan siapa pembuatnya. “Sampai kita menemukan fosil hominin purba di Sulawesi, terlalu dini untuk memastikan spesiesnya,” kata Brumm.
Meski begitu, dugaan terkuat mengarah pada Homo Erectus atau kerabat dekatnya
Brumm menduga peralatan tersebut dipakai untuk mengolah makanan atau membuat alat dari kayu dan bahan tanaman lain yang tidak awet. Namun, tim tidak menemukan tulang hewan dengan bekas sayatan.
Temuan ini menjadi potongan penting dalam teka-teki migrasi manusia purba di Asia Tenggara, dan seolah membuka bab awal sejarah Sulawesi yang selama ini hilang.[]