Wednesday, September 10, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Khairil Anwar Ingin Aksara Batak Bisa Digunakan Masif di Dunia Digital

journalist-avatar-top
Rabu, 10 September 2025 14.19
khairil_anwar_ingin_aksara_batak_bisa_digunakan_masif_di_dunia_digital

Khairil Anwar meraih juara III lomba website aksara Batak. (Foto: Dokumentasi Pribadi Khairil/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Khairil Anwar, seorang software engineer asal Kutacane, memanfaatkan keahliannya di bidang teknologi untuk melestarikan budaya lokal.

Ia membangun sebuah website yang fokus pada aksara Batak, dengan harapan agar aksara tradisional tersebut tidak hanya dipelajari di ruang akademik, tetapi juga bisa digunakan secara masif di dunia digital.

“Yang saya lihat dari kebudayaan Indonesia adalah kita terlalu global, maksudnya terlalu konsumtif terhadap budaya luar. Kadang kita lupa budaya sendiri yang sebenarnya sangat kaya,” ujar Khairil kepada Mistar, Rabu (10/9/2025).

Laman khavi.id milik Khairil yang menjelaskan secara detail aksara Batak (Foto: Susan/Mistar)

Khairil menilai, meskipun ia dapat membangun website dalam waktu singkat, tantangan terbesarnya terletak pada minimnya ketersediaan konten aksara Batak yang lengkap dan komprehensif.

“Kontennya yang sulit. Ada, tapi tidak sedetail yang dibutuhkan. Makanya saya rasa kita harus memulai literasi aksara Batak, bukan hanya di website, tapi juga di media sosial agar lebih viral dan bisa digunakan secara masif,” katanya.

Berasal dari Suku Alas, Dekat dengan Budaya Batak

Khairil mengaku berasal dari suku Alas, salah satu sub etnis di Aceh Tenggara yang memiliki kedekatan historis dan kultural dengan Batak. Menurutnya, bahasa dan budaya Alas termasuk dalam rumpun Batak-Karo, sehingga banyak aspek adat, sistem kekerabatan, hingga kosakata yang serupa dengan Batak.

“Jadi, saya juga dari suku Alas, suku yang sebenarnya merupakan turunan dari Batak itu sendiri,” jelasnya.

Kedekatan itu pula yang membuat Khairil semakin tertarik untuk berkontribusi dalam melestarikan budaya Batak melalui jalur digital.

Melalui website karyanya bernama khavi.id, Khairil mencoba menghadirkan literasi aksara Batak secara detail dan mudah diakses. Karya ini kemudian diikutsertakan dalam lomba website aksara Batak dan berhasil meraih juara III.

Khairil berharap pencapaian tersebut menjadi awal untuk terus mengembangkan platform digital yang bisa memperkenalkan budaya Batak, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mata dunia.

“Semoga ini bisa menjadi identitas yang kuat bagi masyarakat Indonesia sekaligus kebanggaan di kancah internasional,” tuturnya. (susan/hm25)


REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN