Ilmuwan Temukan Serangga Purba Terawetkan dalam Amber di Ekuador

Serangga purba. (foto:cbs/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Para ilmuwan menemukan serangga prasejarah yang terawetkan dalam amber atau resin pohon untuk pertama kalinya di Amerika Selatan. Penemuan ini membuka wawasan baru tentang kehidupan di Bumi saat tumbuhan berbunga mulai berdiversifikasi sekitar 112 juta tahun lalu.
Spesimen tersebut ditemukan di tambang batu pasir di Ekuador. Menurut Fabiany Herrera, kurator fosil tumbuhan di Field Museum Chicago sekaligus penulis studi yang diterbitkan di Communications Earth and Environment, terdapat sedikitnya enam jenis arthropoda yang berhasil diidentifikasi.
Hingga kini, hampir semua endapan amber dari 130 juta tahun terakhir hanya ditemukan di Belahan Bumi Utara. Oleh karena itu, temuan ini sangat penting karena untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil mengidentifikasi kumbang, lalat, semut, dan tawon purba di resin pohon Amerika Selatan.
“Potongan amber ini adalah jendela kecil ke masa lalu,” ujar Perez-de la Fuente, ahli paleontologi dari Universitas Oxford, seperti dilansir, Minggu (21/9/2025).
Ia menambahkan, penemuan ini akan membantu memahami interaksi antara tanaman berbunga dan serangga yang hidup pada masa dinosaurus.
Ratusan fragmen amber yang ditemukan mengandung serangga purba, serbuk sari, dan daun pohon, memberikan bukti bahwa wilayah tersebut dulunya merupakan hutan lembab. Namun, para peneliti menekankan bahwa hutan hujan purba itu berbeda dengan hutan Amazon saat ini, mengandung jenis tanaman yang kini sudah punah.
Ilmuwan Carlos Jaramillo dari Smithsonian Tropical Research Institute mengaku sudah mendengar tentang keberadaan endapan amber ini sekitar satu dekade lalu. “Saya pergi ke sana dan menyadari tempat ini luar biasa,” ungkapnya.
Tim peneliti berencana melanjutkan analisis untuk mengungkap lebih jauh keanekaragaman hayati era Kapur. Mereka menyoroti peran serangga yang sejak masa itu sudah berkontribusi besar dalam evolusi tumbuhan berbunga.
“Saat itulah hubungan antara tumbuhan berbunga dan serangga dimulai. Dan itu menjadi salah satu kemitraan paling sukses di alam,” tambah Perez. (dtk/hm16)
























