Tuesday, September 23, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Ditemukan Planet yang Atmosfernya Mirip Bumi

Selasa, 23 September 2025 08.35
ditemukan_planet_yang_atmosfernya_mirip_bumi

Planet Bumi. (Foto: JPL Caltech/Mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Tim astronom berhasil mengidentifikasi sebuah eksoplanet yang kemungkinan memiliki atmosfer serupa dengan Bumi sekaligus berpotensi dihuni. Meski begitu, mereka menekankan bahwa temuan ini masih memerlukan analisis lebih dalam berdasarkan data Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST).

Planet tersebut berada di sistem TRAPPIST-1, sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi, yang pertama kali ditemukan oleh astronom Belgia pada 2016. “Sistem ini benar-benar unik,” ujar Néstor Espinoza, peneliti dari Space Telescope Science Institute di Baltimore, dikutip CNN, Selasa (23/9/2025).

TRAPPIST-1 merupakan bintang kecil seukuran Jupiter yang dikelilingi setidaknya tujuh planet berbatu. Tiga di antaranya berada dalam zona layak huni, area di mana air cair bisa bertahan bila planet memiliki atmosfer.

Dalam studi terbaru yang diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters, Espinoza dan tim menyoroti TRAPPIST-1e, planet keempat dari bintang tersebut.

Empat kali pengamatan pada 2023 menggunakan JWST belum mampu memastikan ada atau tidaknya atmosfer di TRAPPIST-1e. “Hasil awal tidak menyingkirkan kemungkinan atmosfer, sehingga peluang itu masih terbuka. Bahkan, kami telah menjadwalkan 15 pengamatan tambahan,” kata Espinoza.

Menurutnya, sejauh ini hanya TRAPPIST-1b dipastikan tidak memiliki atmosfer. Sementara itu, TRAPPIST-1e tetap dianggap kandidat paling menjanjikan memiliki air di permukaan.

Sebelum JWST diluncurkan, studi semacam ini dianggap mustahil dilakukan. Kini, Espinoza yakin teleskop tersebut bisa membantu mengungkap jenis atmosfer yang dimiliki TRAPPIST-1e, termasuk kemungkinan kemiripannya dengan Bumi.

Planet ini ukurannya mendekati Bumi dan mengitari bintang induknya hanya dalam enam hari, akibat jarak orbit yang sangat dekat.

“Kalau bintang TRAPPIST-1 ditempatkan di tata surya kita, seluruh planetnya akan berada dalam orbit Merkurius,” ucap Espinoza.

Untuk mendeteksi atmosfer, para astronom mempelajari cahaya bintang ketika planet melintas di depannya, mencari pola khas yang mengindikasikan adanya gas pelindung. Hasil awal menunjukkan atmosfer berbasis hidrogen sudah tersapu oleh radiasi bintang, mirip dengan bagaimana Bumi kehilangan atmosfer primitifnya sebelum membentuk lapisan baru.

Riset lanjutan yang juga dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters menyebut TRAPPIST-1e kemungkinan tidak memiliki atmosfer kaya karbon dioksida seperti Mars atau Venus. Sebaliknya, ia mungkin memiliki atmosfer kaya nitrogen, serupa dengan Bumi maupun Titan, satelit terbesar Saturnus.

“TRAPPIST-1e tetap menjadi objek paling menarik di zona habitabel,” kata Sara Seager, profesor ilmu planet di Massachusetts Institute of Technology sekaligus salah satu penulis studi kedua.

Ia menambahkan, pengamatan lanjutan mungkin diperlukan untuk menemukan tanda kimia tertentu seperti metana, gas yang di Bumi berkaitan dengan aktivitas biologis.

Espinoza menegaskan, jika atmosfer TRAPPIST-1e benar-benar terbukti, hal itu akan menjadi lompatan besar bagi ilmu pengetahuan. Temuan ini sekaligus dapat menjawab pertanyaan mendasar, apakah planet yang mengorbit bintang katai merah mampu mempertahankan atmosfer.

“Bintang katai merah adalah tipe bintang yang paling banyak di alam semesta. Jadi, bila atmosfer bisa bertahan di sana, peluang adanya kehidupan di luar Bumi semakin besar,” tutur Espinoza.[]

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN