Medan, MISTAR.ID

Menjadi wali asrama di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Medan bukanlah tugas yang mudah. Peran ini dijalani penuh tantangan oleh Desi, wali asrama putri, yang hampir dua minggu mendampingi para siswa sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dimulai.

“Suka dukanya banyak. Sukanya, suasana jadi ramai dengan anak-anak. Tapi dukanya, setiap anak punya karakter yang berbeda-beda. Jadi ya harus siap menghadapi semuanya,” ujar Desi, Sabtu (26/7/2025).

Ia mengaku sekitar 80 persen siswa kerap menyampaikan rasa rindu terhadap orang tua. Banyak di antaranya menangis atau tampak murung, terutama di malam hari.

Sebagai solusi, pihak sekolah mengatur jadwal kunjungan orang tua setiap Sabtu dan Minggu, agar anak-anak tetap bisa bertemu dengan keluarga selama MPLS. “Kami atur jadwal agar mereka tetap bisa ketemu orang tua. Itu sangat membantu kondisi psikologis anak-anak yang masih beradaptasi,” katanya.

Desi mengatakan, saat ini pihak wali asrama masih dalam proses pendekatan dan mengenal karakter masing-masing siswa. “Kalau dibilang punya kiat khusus, belum ada. Kami masih dalam proses observasi. Yang penting kami dengar keluhan mereka dan tangani sesuai kemampuan,” ucapnya.

Ia juga menyebut, ada beberapa siswa yang mulai menunjukkan kebutuhan perhatian khusus karena kecenderungan perilaku tertentu. “Ada yang cepat beradaptasi, ada juga yang seharian perlu didampingi. Tapi ini proses. Kami masih terus pelajari bagaimana pendekatan terbaiknya,” tuturnya.

Meski belum terlihat perubahan perilaku secara signifikan, Desi menilai kondisi siswa masih terkendali dan belum ada masalah serius. “Secara umum masih bisa ditangani. Kami tetap pantau terus dan bekerja sama dengan wali asuh,” ujarnya.

SRMP 2 Medan sendiri memiliki dua wali asrama — untuk siswa putra dan putri — yang dibantu oleh beberapa wali asuh guna memaksimalkan pendampingan selama siswa tinggal di asrama. (susan/hm24)