Sistem Sekolah Lima Hari Perlu Dukungan Variasi Aktivitas dan Peran Orang Tua

Psikolog Jeffry, M.Psi. (f: ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Psikolog Jeffry, menilai rencana pemerintah menerapkan sistem sekolah lima hari dengan penambahan jam belajar bisa memberikan dampak positif, asalkan dilaksanakan dengan pendekatan yang tepat.
Menurutnya, efektivitas tambahan jam belajar sangat bergantung pada jenjang pendidikan dan kemampuan anak dalam menyerap materi.
“Jam efektif untuk anak SD usia 6–12 tahun itu sekitar empat jam, dengan jeda istirahat 30 menit setiap satu jam belajar. Untuk SMP, idealnya lima jam dengan break 20 menit tiap 1,5 jam, dan SMA sekitar enam jam dengan jeda 15 menit setiap dua jam,” ujar Jeffry melalui sambungan seluler, Selasa (3/6/2025).
Ia mengingatkan pembelajaran melebihi batas jam efektif justru dapat berdampak buruk. “Penelitian dari University of California menunjukkan bahwa kelebihan jam belajar dapat menurunkan daya ingat dan meningkatkan stres. Akhirnya, produktivitas siswa pun ikut menurun,” katanya.
Meski demikian, Jeffry menilai penambahan jam belajar tetap bisa efektif jika tidak hanya diisi oleh kegiatan belajar formal yang monoton. “Tambahan waktu belajar jangan hanya diisi dengan kegiatan satu arah atau fokus pada aspek kognitif saja. Harus ada variasi,” ucapnya.
Ia menyarankan agar waktu tambahan bisa digunakan untuk aktivitas seperti ekstrakurikuler, active learning, atau kegiatan berbasis proyek.
“Misalnya di hari Jumat, bisa diisi dengan project-based learning, agar siswa tidak terbebani secara mental dan justru termotivasi belajar lewat pengalaman,” kata Jeffry.
Selain pendekatan di sekolah, ia juga menekankan pentingnya peran serta orang tua dalam mendukung sistem lima hari sekolah ini.
“Orang tua bisa mengambil peran untuk memastikan anak-anak tidak belajar lagi di hari Sabtu. Manfaatkan waktu itu untuk aktivitas keluarga, menjalankan hobi bersama, atau rekreasi,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Alexander Sinulingga, menyampaikan penambahan jam belajar akan diberlakukan pada hari Senin hingga Jumat untuk mendukung penerapan kebijakan sekolah lima hari dalam sepekan mulai tahun ajaran 2025–2026.
Menurutnya, penyesuaian ini merupakan konsekuensi logis dari kebijakan tersebut dan akan disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan di masing-masing daerah. (susan/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
FK USU Antisipasi Perundungan PPDS Sejak 2022