Thursday, September 25, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Mahasiswa Indonesia Raih Beasiswa Penuh ke India untuk Belajar Ayurveda

Kamis, 25 September 2025 06.00
mahasiswa_indonesia_raih_beasiswa_penuh_ke_india_untuk_belajar_ayurveda

Konsul Jenderal India di Medan, H.E. Ravi Shanker Goel. (Foto: Susan/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Konsul Jenderal India di Medan, H.E. Ravi Shanker Goel, mengumumkan bahwa seorang mahasiswa Indonesia segera berangkat ke India pada November 2025 untuk mempelajari Ayurveda melalui beasiswa penuh dari Pemerintah India.

Pengumuman itu disampaikannya dalam perayaan Hari Ayurveda ke-10 yang digelar bekerja sama dengan Universitas Sumatera Utara (USU).

“Hal ini adalah bagian dari kerja sama pendidikan antara India dan Indonesia. Kami ingin agar akademisi Indonesia dapat belajar ke India, dan sebaliknya akademisi India bisa datang ke sini, termasuk pertukaran mahasiswa,” ujarnya dengan menggunakan bahasa Inggris, Rabu (24/9/2025).

Hari Ayurveda sendiri, sebutnya, mulai dirayakan sejak 2016, dan tahun ini menjadi edisi ke-10. Di Medan, perayaan ini digelar untuk kedua kalinya bersama USU setelah kolaborasi perdana pada 2023 lalu.

Ravi menegaskan bahwa baik India maupun Indonesia memiliki kekayaan tradisi pengobatan.

“Di India disebut Ayurveda, sementara di Indonesia dikenal dengan Jamu. Melalui acara ini, para pakar dari kedua negara akan saling berbagi keahlian untuk mengembangkan pengobatan tradisional yang diwariskan leluhur,” katanya.

Ia juga menyinggung kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke India pada 26 Januari 2025, ketika kedua negara menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di bidang pengobatan tradisional.

“Hari ini kita sedang mewujudkan salah satu hasil MoU itu, dengan pertukaran pengetahuan dan ide antara pakar dari India dan Indonesia,” ucapnya.

“Kami juga akan menjajaki kemungkinan dengan Universitas Sumatera Utara, apakah tertarik untuk membuat MoU di bidang pengobatan tradisional dengan beberapa lembaga atau universitas di India,” tuturnya.

Ia juga menjelaskan bahwa tanaman herbal di India dan Indonesia sangat mirip. Rempah-rempah hingga flora-faunanya pun mirip. “Jadi, ada banyak hal yang bisa dipelajari bersama tentang bagaimana memanfaatkan obat berbasis tumbuhan untuk penyembuhan,” katanya.

Obat-obatan tradisional ini, sebut Ravi, tidak menggunakan bahan kimia, sehingga bebas bahan kimia dan memiliki efek samping yang sangat sedikit.

Selain itu, India juga membawa sejumlah produk herbal populer untuk dipamerkan, seperti dari perusahaan Himalaya dan PTI Alliance. Sejauh ini, menurutnya, masih Himalaya yang masuk ke Indonesia. Namun, masih terbuka peluang agar lebih banyak perusahaan India yang datang ke Indonesia.

“Demikian juga, seperti yang sudah saya sampaikan, kami ingin juga belajar dari pengetahuan tradisional Indonesia, karena pengetahuan tradisional bukan milik satu negara saja. Hampir semua negara punya kearifan pengobatan tradisional,” ujarnya.

Ravi menjelaskan bahwa India telah menyusun farmakope Ayurveda yang resmi dan tersedia di domain publik, sehingga tidak bisa dipatenkan.

“Tujuannya adalah kesejahteraan umat manusia. Kami tidak ingin obat Ayurveda hanya dikuasai segelintir orang. Pengetahuan ini dibagikan agar semua orang bisa mendapatkan manfaatnya,” tuturnya menjelaskan.

Dengan kesamaan alam dan kekayaan herbal di India maupun Indonesia, ia berharap hal ini dapat memperkuat posisi kedua negara dalam mengembangkan pengobatan tradisional yang ramah lingkungan, sehat, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. (susan/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN