Tuesday, July 1, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

HCI Indonesia Masih Rendah, Pemerintah Andalkan Program MBG

journalist-avatar-top
Selasa, 1 Juli 2025 14.13
hci_indonesia_masih_rendah_pemerintah_andalkan_program_mbg

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq saat memberikan pemaparan di Medan (f:susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menyatakan bahwa Human Capital Index (HCI) Indonesia masih berada di angka 0,54 dari skala 1. Artinya, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia (0,61) dan Singapura (0,88).

“0,54 ini artinya bahwa anak-anak kita hanya bisa mengembangkan potensi bakatnya 54 persen dari total kemampuan,” katanya di Aula Sisingamangaraja XII Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Sumut, Selasa (1/7/2025).

Ia mengatakan bahwa seharusnya anak-anak Indonesia bisa mengembangkan kapasitas 80 persen hingga 100 persen. Namun, nyatanya anak-anak hanya bisa mengembangkan kemampuan otak dan potensinya sampai 54 persen, yang artinya ada masalah.

“Rata-rata di negara regional human capital index itu 0,61. Artinya human capital index Indonesia itu di bawah rata-rata regional. Itu adalah fakta yang harus saya bagikan, supaya kita tahu ke arah mana kita harus berjalan,” ungkapnya lagi.

HCI Indonesia, sebutnya, menempati posisi ke 5 di Asia. Sementara ranking 1 ditempati Singapura, disusul Vietnam, Malaysia dan Thailand.

Pengetahuan, keterampilan, dan kesehatan menjadi tolak ukur dalam penilaian HCI. Tiga hal ini disebut erat kaitannya dengan tujuan besar dua program prioritas pemerintah, yaitu makan bergizi gratis (MBG) dan gerakan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat.

“Persoalannya adalah pertama soal gizi dan nutrisi. Salah satunya persoalan stunting kita masih tinggi. Yang kedua adalah persoalan kualitas pendidikan dasar dan menengah. Secara ranking global kita di posisi 97 dari 173 negara,” tuturnya.

Karena itu, program MBG yang sedang dikembangkan oleh Kemendikdasmen menjadi bagian dari strategi percepatan pembangunan SDM Indonesia.

Program ini menyasar siswa dari pendidikan dasar hingga menengah, dengan tujuan memastikan anak-anak Indonesia memiliki asupan nutrisi yang cukup sehingga mampu belajar dengan baik dan berkembang secara optimal.

Fajar menyebut, negara-negara maju seperti Jepang telah membuktikan bahwa pemberian makan bergizi secara konsisten di sekolah mampu meningkatkan kemampuan literasi siswa hanya dalam waktu enam bulan.

“Jadi sudah banyak hasil riset yang menjelaskan, kenapa program ini menjadi sangat penting dan berkorelasi langsung dengan peningkatan sumber daya manusia,” ujarnya. (susan/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN