Tuesday, September 9, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Disiplin Tanpa Tekanan: Cara Jepang Bentuk Karakter Anak Sejak Dini

journalist-avatar-top
Senin, 21 Juli 2025 09.15
disiplin_tanpa_tekanan_cara_jepang_bentuk_karakter_anak_sejak_dini

Pendidikan anak di Jepang. (Foto: Goikuzo/Mistar)

news_banner

Tokyo, MISTAR.ID

Jepang dikenal sebagai salah satu negara paling tertib dan disiplin di Asia. Namun, nilai-nilai tersebut tidak dibentuk melalui pendekatan keras atau penuh tekanan. Sebaliknya, pendidikan dasar di Jepang justru menekankan pengembangan karakter siswa melalui pendekatan alami dalam kehidupan sehari-hari, yang menyentuh aspek psikologis dan sosial selain akademik.

Daripada memberikan pelajaran formal tentang disiplin atau karakter, sekolah-sekolah di Jepang mengintegrasikan nilai-nilai itu ke dalam kegiatan harian siswa. Salah satu metode yang digunakan adalah pendekatan Mimamoru atau teaching by watching. Melalui metode ini, guru membiarkan anak menyelesaikan konflik sendiri, dengan pengawasan yang hati-hati namun tidak langsung ikut campur. Tujuannya adalah mendorong anak untuk belajar dari pengalaman, berefleksi, dan memahami konsekuensi dari tindakannya.

Pendekatan ini, meski tidak tercantum secara resmi dalam kurikulum pendidikan nasional, menjadi praktik umum yang mencerminkan norma sosial Jepang, baik di sekolah maupun di rumah. Sebuah jurnal Early Childhood Education menunjukkan perbedaan mencolok antara pendekatan disiplin di Jepang dan di Amerika Serikat. Jika di AS siswa yang melanggar aturan cenderung diberi hukuman atau dikeluarkan dari kelas, di Jepang siswa diberi ruang untuk menyelesaikan konflik secara mandiri, dengan pengawasan yang sabar dan strategis.

Dalam praktiknya, terdapat tiga jenis intervensi yang digunakan dalam metode ini: intervensi minimal, tidak melakukan intervensi, dan ketidakhadiran orang dewasa dalam konflik. Intervensi minimal hanya dilakukan untuk memastikan keselamatan anak tetap terjaga. Sementara dua pendekatan lainnya bertujuan memberikan anak ruang menyelesaikan masalah sendiri tanpa tekanan atau arahan dari guru atau orang tua.

Meski begitu, bukan berarti sistem pendidikan Jepang abai terhadap kebutuhan emosional siswa. Negara ini juga menyediakan sistem pendampingan psikologis yang menyeluruh dan terstruktur untuk mendukung kesejahteraan mental anak.

Mengutip dari Ohayo Jepang, Senin (21/7/2025), terdapat empat bentuk dukungan psikologis berdasarkan jurnal Compulsory Educational Mental Health Support System in Japan (2020). Pertama adalah Yogo Teacher, atau guru UKS yang bertugas penuh waktu dan turut menangani isu psikologis siswa, seperti ketika seorang anak menunjukkan keengganan untuk masuk kelas. Kedua, konselor sekolah berperan mendengarkan keluh kesah siswa tanpa tekanan, serta membantu guru dan orang tua memahami permasalahan anak.

Ketiga, pekerja sosial sekolah hadir untuk menjembatani komunikasi antara sekolah dan keluarga, terutama dalam kasus masalah sosial seperti kesulitan ekonomi. Terakhir, terdapat Jidō Sōdanjo atau pusat konsultasi anak yang menangani isu-isu serius seperti kekerasan atau penelantaran.

Dengan pendekatan yang lembut namun terstruktur, sistem pendidikan Jepang menunjukkan bahwa disiplin dan tanggung jawab dapat ditanamkan secara efektif tanpa kekerasan atau tekanan tinggi. Sebuah pendekatan yang patut dicermati dan mungkin bisa menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan di negara lain.[]

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN