Saturday, June 21, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Perpisahan Sekolah Viral, Murid SD Joget dan Nyawer Biduan

journalist-avatar-top
Sabtu, 21 Juni 2025 11.24
perpisahan_sekolah_viral_murid_sd_joget_dan_nyawer_biduan

Anak SD joget sambil nyawer biduan (f:ist/mistar)

news_banner

Tulungagung, MISTAR.ID

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng. Viral di media sosial, video berdurasi satu menit memperlihatkan murid kelas VI SD di Tulungagung berjoget dan menyawer biduan dalam acara perpisahan sekolah. Mirisnya, aksi tak pantas itu justru terjadi atas dorongan orang tua murid sendiri.

Peristiwa ini terjadi saat perpisahan SD Negeri 1 dan 2 Kenayan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Sabtu (14/6/2025). Alih-alih diisi kegiatan edukatif, acara berubah menjadi panggung dangdut lengkap dengan joget liar dan saweran terhadap penyanyi perempuan dewasa, di hadapan wali murid dan siswa lain.

Cuplikan video memperlihatkan anak-anak berseragam sekolah menyelipkan uang ke baju sang penyanyi, sementara orang tua tertawa dan merekam tanpa rasa malu. Publik pun geram, terutama karena budaya menyawer itu justru difasilitasi oleh para wali murid sendiri.

“Yang ngajarin siapa? Wali muridnya! Kok bangga anak SD disuruh nyawer?” tulis seorang netizen di platform X.

Sekolah Mengaku Kecolongan, Tapi Publik Tak Terima

Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, menyatakan sekolah hanya merancang agenda formal seperti sambutan, paduan suara, dan pelepasan balon. Hiburan orkes dangdut, menurutnya, murni inisiatif panitia wali murid.

Namun klarifikasi tersebut tidak meredakan amarah publik. Banyak yang mempertanyakan pengawasan sekolah, serta lemahnya penanaman nilai moral dalam dunia pendidikan dasar saat ini.

“Kalau sekolah bilang kecolongan, lalu siapa yang bertanggung jawab atas nilai dan karakter anak-anak?” kritik salah satu wali murid.

Potret Krisis Moral di Dunia Pendidikan

Kejadian ini dianggap mencerminkan krisis pendidikan karakter di Indonesia. Banyak masyarakat mengaitkan insiden ini dengan fenomena tawuran pelajar, bullying, hingga konten TikTok vulgar, yang makin marak di kalangan usia dini.

Kini masyarakat mendesak Dinas Pendidikan Tulungagung untuk turun tangan. Evaluasi terhadap acara perpisahan dan kegiatan sekolah lain dinilai mendesak agar tak lagi dijadikan ajang hiburan bebas yang jauh dari nilai edukatif.

"Yang dipertaruhkan bukan hanya reputasi sekolah, tapi masa depan moral generasi bangsa," tegas seorang pemerhati pendidikan. (*)

REPORTER: