Pemerhati Sosial: Kawasan Medan Utara Darurat Kamtibmas, Butuh Penanganan Ekstra


Pemerhati Sosial, R Khairil Chaniago.(f:kamaluddin/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Maraknya aksi tawuran dan begal di kawasan Medan Utara khususnya Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, sehingga sudah banyak memakan korban jiwa dan harta benda. Bahkan kejadian terakhir sempat mengancam jiwa Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan.
Pemerhati Sosial dan Koordinator Presidium Lintas Eksponen 98 Sumatera Utara (Sumut), R Khairil Chaniago kepada Mistar menyebutkan, saat ini Kota Medan sedang mengalami fase kamtibmas yang cukup buruk. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya aksi tawuran di tengah-tengah masyarakat, baik itu di Belawan, Medan Utara dan Kota Medan secara umumnya.
“Begitu banyak jatuh korban jiwa ataupun luka dan menciptakan suasana mencekam di masyarakat, karena itu dibutuhkan penanganan ekstra untuk mengendalikan situasi “darurat kamtibmas” ini,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Peristiwa tertembaknya salah seorang warga yang terindikasi terlibat tawuran oleh Kapolres Pelabuhan Belawan, Minggu (4/5/2025) malam dinilai sebuah sikap tegas yang perlu diambil untuk melindungi keselamatan pribadi dan marwah institusi Polri, sehingga jangan terburu-buru ditafsirkan sebagai tindakan ceroboh atau arogan, baik oleh Kapolda Sumut maupun Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
“Memang kita akui citra institusi kepolisian masih jauh dari cita-cita Presisi Polri. Masalah negatif cenderung menghiasi halaman kehidupan masyarakat saat ini. Polisi harus bisa lebih serius dalam menerapkan langkah langkah yang bersifat membangun kamtibmas lewat tindakan tegas, terukur dan terstruktur demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga masyarakat,” kata Khairil.
Dia menegaskan jika Kapolda menilai sikap Kapolres Belawan ditafsirkan sebagai bentuk kekeliruan dan membuat bersangkutan dimutasi atau sanksi indisipliner maupun hukum, maka akan menjadi preseden buruk di kemudian hari.
“Karena ke depan saya yakin tidak ada lagi Kapolres yang berani mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku kriminal. Kita paham setiap tindakan personel Polri yang menimbulkan peristiwa negatif akan tetap diinvestigasi dan dievaluasi, tetapi saya berharap Kompolnas tidak hanya menggunakan aspek prosedural saja dalam membuat kesimpulan atas apa yang telah terjadi. Tetapi juga harus menyertakan aspek kondisional dan kultural sebagai penyeimbang, agar kesimpulan dan keputusan bisa mendekati keadilan,” tuturnya.
Khairil juga mengucapkan rasa bela sungkawa pada keluarga korban, dan berharap semoga almarhum MS menjadi nisan terakhir atas peristiwa tawuran ini, serta bisa menjadi tonggak hadirnya perubahan perilaku bagi kalangan generasi muda untuk berhenti melakukan tawuran terhadap sesamanya. (kamaluddin/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
Ide Bobby Buat BUMD Bersama Kabupaten Kota Harus Disambut Baik