Tuesday, May 6, 2025
home_banner_first
MEDAN

Kompolnas: Masalah Tawuran di Belawan Bukan Hanya Tanggung Jawab Polisi

journalist-avatar-top
Selasa, 6 Mei 2025 17.02
kompolnas_masalah_tawuran_di_belawan_bukan_hanya_tanggung_jawab_polisi_

Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam (tengah) saat di Polda Sumut. (f: matius/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mohammad Choirul Anam, menegaskan bahwa permasalahan sosial berupa aksi tawuran yang terus berulang di wilayah Belawan, Kota Medan, bukan semata-mata tanggung jawab pihak kepolisian. Menurutnya, penyelesaian masalah ini memerlukan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.

"Masalah tawuran ini bukan hanya urusan polisi. Ini tanggung jawab bersama, termasuk Pemko Medan, Pemprov Sumut, dan bahkan pemerintah pusat," ujar Anam saat memberikan keterangan di Polda Sumut, Selasa (6/5/2025).

Anam mengatakan, banyak pihak yang memberi masukan kepada Kompolnas agar tidak hanya fokus pada kasus penembakan yang baru-baru ini terjadi, tetapi juga melihat persoalan secara lebih luas, yakni sebagai masalah sosial yang kompleks dan berakar panjang.

“Banyak yang mengingatkan kami untuk melihat ini bukan cuma dari sisi penembakan dan kematian saja. Ini juga problem sosial yang sudah berlangsung lama,” kata Anam.

Ia menambahkan, dalam konteks sosial seperti ini, kewenangan Polri memiliki batas. Polisi memang dapat hadir saat terjadi kekerasan atau gangguan ketertiban umum, namun penyelesaian jangka panjang tidak cukup hanya dengan pendekatan hukum semata.

“Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak yang peduli—terutama Pemprov, Pemko, tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat—untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan ini secara menyeluruh,” ucapnya.

Anam juga menekankan sebagian besar pelaku tawuran merupakan anak-anak dan remaja yang seharusnya dilindungi dan dibina, bukan semata-mata dihukum.

“Ini anak-anak kita, generasi penerus Republik ini. Mereka butuh perlindungan dan pengawasan. Tidak bisa hanya diserahkan ke polisi. Itu tugas kita semua—gubernur, wali kota, bupati, dan pemerintah pusat,” tuturnya.

Fenomena tawuran antar kelompok warga, remaja, hingga anak-anak di Belawan sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Berulang kali menimbulkan korban, aksi saling serang ini seolah menjadi budaya yang sulit diberantas.

Polda Sumut dalam hal ini Polres Pelabuhan Belawan telah melakukan berbagai langkah tegas dengan mengamankan pelaku tawuran, tindakan tersebut belum sepenuhnya efektif mengakhiri konflik.

Terakhir, aksi tawuran di kawasan Tol Belmera Belawan kembali mencuat ke publik setelah berujung pada penembakan dua remaja oleh Kapolres Belawan AKBP Oloan Siahaan. Peristiwa ini memicu perhatian nasional dan menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap pendekatan penanganan konflik sosial di kawasan tersebut. (matius/hm24)

REPORTER: