ASB Soroti Tingginya Kasus Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik di Kalangan Remaja Langkat

Direktur ASB, Ferry Wira Padang. (Foto: Amita/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kasus kekerasan seksual berbasis elektronik di kalangan remaja Kabupaten Langkat sedang mendapat sorotan dari Aliansi Sumut Bersatu (ASB).
Direktur Aliansi Sumut Bersatu (ASB), Ferry Wira Padang, mengatakan kasus kekerasan kalangan remaja di Kabupaten Langkat cukup tinggi, terbanyak kekerasan seksual berbasis elektronik (KSBE) diikuti dengan kasus perundungan atau bullying.
Perempuan yang kerap disapa Ira ini menjelaskan kasus-kasus kenakalan remaja sering kali dipicu penggunaan gadget yang tidak bijak.
"Dua hal ini sebenarnya yang membuat orang muda sangat minim ketertarikannya untuk melakukan hal-hal yang positif," katanya kepada Mistar, Kamis (28/8/2025).
Ia menilai kurangnya upaya pencegahan membuat remaja lebih mudah terpapar hal-hal negatif seperti seks di luar nikah dan penggunaan obat terlarang. Selain itu, maraknya perundungan juga disebabkan minimnya kepekaan dan empati di antara remaja.
Ira menyoroti tantangan yang dihadapi orang dewasa dalam mengedukasi remaja, karena sering kali remaja merasa dilarang atau digurui. Oleh karena itu, ASB menggunakan pendekatan dengan melibatkan remaja itu sendiri.
"Dengan pendekatan sesama mereka itu, paling tidak salah satu pendekatan yang mungkin lebih mudah diterima oleh orang muda," ujar Ira.
ASB memberdayakan remaja sebagai kader dan konselor sebaya untuk mengedukasi serta mendengarkan curhatan teman-teman mereka. Pendekatan ini terbukti lebih efektif dan membangun kepercayaan.
Ferry menyatakan kebanggaannya terhadap sekitar 70 remaja di Kecamatan Stabat yang tergabung dalam CIKAL Akademia (Center Information Kreatif and Inklusivitas) telah bekerja sama dengan baik.
"Mereka tidak hanya melakukan edukasi kepada teman sebaya, tetapi juga aktif menjadi konselor dan membuat kampanye positif melalui Instagram," ucapnya.
Ia menyebut para remaja ini sebelumnya tidak percaya diri, bahkan untuk sekadar menyebutkan nama. Namun, kini mereka telah menjadi narasumber, menunjukkan proses luar biasa yang telah mereka lalui. (Amita/hm18)