Monday, June 30, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Target 100 Juta PKG Kemenkes Tak Mudah, Pengamat Usul Transformasi Digital

journalist-avatar-top
Senin, 30 Juni 2025 14.00
target_100_juta_pkg_kemenkes_tak_mudah_pengamat_usul_transformasi_digital

Pengamat Kesehatan, Destanul Aulia (f:berry/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Kesehatan, Destanul Aulia, menilai target Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencapai 100 juta pemanfaatan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) HUT pada 2025 merupakan langkah ambisius dan menunjukkan komitmen pemerintah.

“Capaian saat ini yang baru menyentuh angka 8,2 juta di masyarakat, menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara harapan dan realitas di lapangan,” ujarnya kepada Mistar, Senin (30/6/2025).

Lebih lanjut, Destanul mengatakan literasi kesehatan, keterbatasan infrastruktur pelayanan primer, maupun ketimpangan distribusi sumber daya manusia kesehatan, masih terbilang rendah.

“Selain itu, belum optimalnya sistem pencatatan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan, merupakan tantangan struktural yang perlu diatasi secara sistemik oleh pemerintah,” tuturnya.

Cek Kesehatan Gratis (CKG), dikatakan Destanul, masih memiliki keterbatasan dalam menjangkau populasi rentan. Terutama masyarakat di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan.

“Dalam mencapai target 100 juta peserta CKG, perlu dilakukan transformasi pendekatan dari yang bersifat administratif, menjadi gerakan nasional berbasis komunitas dan digitalisasi,” ucapnya.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara itu juga memberikan sebuah strategi yang dapat diterapkan. Seperti penguatan kapasitas puskesmas sebagai pusat promosi kesehatan dan optimalisasi pemanfaatan aplikasi SATUSEHAT Mobile.

“Serta integrasi data kependudukan berupa nama, alamat, dan tanggal ulang tahun dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil maupun BPJS Kesehatan untuk memperluas cakupan sasaran secara presisi,” katanya.

Kemudian, perluasan cakupan dapat dipercepat melalui kemitraan lintas sektor, melibatkanrelawan lokal, serta penerapan kebijakan afirmatif. Misalnya menjadikan CKG sebagai prasyarat administratif tertentu.

“Melalui sinergi multisektor dan pendekatan berbasis keluarga dan komunitas, target 100 juta bukan sekadar angka, melainkan simbol keberhasilan reformasi sistem kesehatan berbasis promotif yang berkelanjutan,” ujarnya. (berry/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN