Sunday, August 24, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Mengenali Alergi Susu Sapi, Risiko, dan Gejala yang Sering Terabaikan

journalist-avatar-top
Minggu, 24 Agustus 2025 17.17
mengenali_alergi_susu_sapi_risiko_dan_gejala_yang_sering_terabaikan

Dokter Spesialis Anak, dr. Dewi Sari, M.Ked (Ped), Sp.A, saat memaparkan penjelasan terkait alergi susu sapi pada kegiatan Soyalimpyc di Medan, Minggu (24/8/2025). (Foto: Amita Aprilia/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Alergi susu sapi menjadi salah satu kondisi kesehatan yang paling sering dialami anak-anak. Dokter Spesialis Anak, dr. Dewi Sari, M.Ked (Ped), Sp.A, mengungkapkan sekitar 90 persen kasus alergi pada anak disebabkan oleh alergi susu sapi.

“Ini adalah alergi yang paling umum. Alergi sebenarnya merupakan bakat tersembunyi yang muncul ketika seseorang terpapar alergen,” jelas dr. Dewi dalam kegiatan Soyalimpyc di Gedung Menara BRI Medan, Minggu (24/8/2025).

Menurutnya, faktor genetik berperan besar dalam memicu alergi. Jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi, risiko anak mengalami hal serupa bisa mencapai 40-60 persen. Angka itu bahkan meningkat hingga 80 persen jika jenis alerginya sama. Namun, alergi tetap bisa muncul pada anak tanpa riwayat keluarga dengan risiko 5-15 persen.

Selain genetik, faktor lingkungan juga menjadi pemicu, mulai dari paparan alergen sejak masa kehamilan hingga pola makan bayi. Ia menekankan, pemberian ASI dapat menurunkan risiko karena sifatnya yang lebih kompatibel dengan tubuh bayi.

“Lingkungan bersih, bebas asap rokok, serta minim polutan juga penting untuk mengurangi risiko alergi,” tuturnya.

Dr. Dewi menjelaskan bahwa gejala alergi kerap disalahpahami sebagai infeksi. Alergi biasanya menimbulkan bintik merah atau eksim, pilek, dan batuk dengan pola waktu tertentu, misalnya lebih sering muncul pagi atau malam. Sebaliknya, batuk pilek akibat infeksi cenderung tidak beraturan dan disertai demam.

Selain itu, gejala alergi juga bisa muncul pada saluran pencernaan berupa diare, gumoh berlebihan, muntah, hingga kolik atau sakit perut tanpa sebab jelas. Sementara di kulit, alergi dapat menimbulkan bentol merah, rasa gatal, dan anak menjadi rewel.

“Kalau habis minum susu sapi anak langsung merah, bentol, atau gatal, orang tua harus curiga ada alergi susu sapi,” ujarnya.

Gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain biduran, bahkan kondisi berbahaya seperti anafilaksis meskipun jarang terjadi.

Kabar baiknya, sekitar 50 persen anak dengan alergi susu sapi akan pulih pada tahun pertama kehidupannya. Angka itu meningkat menjadi 75 persen di tahun kedua dan mencapai 90 persen di tahun ketiga.

Namun, sekitar 10 persen kasus dapat bertahan seumur hidup. Karena itu, dr. Dewi mengimbau orang tua tidak gegabah mengeliminasi susu sapi dari pola makan anak tanpa konsultasi dokter.

“Kalau asal menghilangkan susu sapi, justru bisa terjadi pemborosan dan diagnosis tidak tepat. Konsultasikan dulu agar jelas penanganannya,” ucapnya. (amita/hm25)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN