Topan Ragasa Terjang China, Taiwan, dan Filipina

Potret hancurnya restoran Tseung Kwan O setelah dihantam topan super Ragasa di Hong Kong, China, Rabu (24/9/2025). Topan Ragasa membawa angin kencang disertai hujan deras, menerjang China setelah menewaskan 17 orang di Taiwan. (Foto: AFP/Leung Man Hei)
Hong Kong, MISTAR.ID
Topan Super Ragasa melanda pesisir selatan China pada Rabu (24/9/2025), memaksa hampir dua juta penduduk mengungsi dan memicu kerusakan luas di sejumlah negara Asia Timur. Badai ini sebelumnya menimbulkan banjir bandang dan longsor mematikan di Taiwan serta menelan korban jiwa di Filipina.
Dikutip dari CNN, Pemerintah Provinsi Guangdong melaporkan hingga Selasa malam (23/9/2025) sekitar 1,89 juta warga telah dievakuasi dari wilayah terdampak, termasuk kota-kota besar seperti Shenzhen, Guangzhou, dan Zhuhai. Di Zhuhai, warga yang tinggal di gedung tinggi pesisir diperintahkan mengungsi ke rumah kerabat, hotel, atau penampungan darurat.
Di Taiwan, banjir dan longsor akibat hujan deras menewaskan sedikitnya 17 orang dan menyebabkan 17 lainnya hilang, terutama di wilayah pegunungan Hualien. Bendungan alami di Kota Guangfu runtuh setelah diterjang hujan ekstrem, melepaskan sekitar 68 juta ton air yang merendam permukiman dan menyeret kendaraan.
Baca Juga: Jalan Amblas Sedalam 50 Meter di Bangkok
Otoritas setempat mengaku telah lama memantau bendungan tersebut, namun kedatangan topan mempercepat keruntuhannya.
Hong Kong juga dilanda dampak hebat ketika Ragasa membawa angin hingga 168 km/jam. Pohon tumbang, perancah bangunan roboh, dan gelombang besar menerjang pelabuhan. Ombak menghantam lobi Fullerton Ocean Park Hotel hingga pintu kaca pecah, meski tidak ada korban jiwa.
Sedikitnya 90 orang terluka dan 885 warga mengungsi di penampungan sementara. Di Makau, air setinggi pinggang merendam sejumlah jalan dan melumpuhkan aktivitas ekonomi, termasuk sektor pariwisata dan perjudian.
Rekaman dari Shenzhen menunjukkan gelombang besar menghantam taman pantai dengan angin mencapai 181 km/jam. Lebih dari 10.000 kapal dipindahkan ke perairan aman, dan sekitar 38.000 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk siaga.
Topan Ragasa sempat berstatus Kategori 5 ketika menghantam Filipina utara pada Senin (23/9/2025), menewaskan sedikitnya tujuh nelayan di lepas pantai Luzon. Saat memasuki daratan China, kekuatannya menurun ke Kategori 3.
Para pakar menilai perubahan iklim memperparah intensitas topan. “Atmosfer yang lebih lembap dan suhu air lebih tinggi membuat badai seperti Ragasa membawa energi lebih besar,” kata Johnny Chan, ilmuwan atmosfer dari City University of Hong Kong. Ia mengingatkan kota-kota di Asia untuk memperbarui standar bangunan menghadapi badai yang kian ekstrem dan permukaan laut yang meningkat.
Meski kini melemah menjadi badai tropis parah, Ragasa masih membawa hujan lebat di China dan diperkirakan terus bergerak ke barat menuju Vietnam sebelum mereda pada Jumat (26/9/2025). Sementara itu, otoritas Filipina telah mengeluarkan peringatan dini untuk badai baru bernama Opong yang mulai berkembang di perairan negara tersebut. []
PREVIOUS ARTICLE
Jalan Amblas Sedalam 50 Meter di Bangkok