Wednesday, July 16, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Suriah Umumkan Gencatan Senjata di Suwaida di Tengah Ketegangan Sektarian dan Serangan Israel

journalist-avatar-top
Selasa, 15 Juli 2025 23.45
suriah_umumkan_gencatan_senjata_di_suwaida_di_tengah_ketegangan_sektarian_dan_serangan_israel

Bentrokan di Suriah. (foto: AP)

news_banner

Damaskus, MISTAR.ID

Pemerintah Suriah mengumumkan gencatan senjata di provinsi Suwaida setelah bentrokan berdarah antara faksi bersenjata Drusen dan kelompok lokal Sunni Badui yang menewaskan puluhan orang.

Menteri Pertahanan Suriah, Murhaf Abu Qasra, menyatakan keputusan ini diambil usai tercapainya kesepakatan dengan tokoh-tokoh masyarakat Suwaida. Ia menegaskan bahwa pasukan pemerintah hanya akan merespons "sumber tembakan" dan bertindak terhadap kelompok bersenjata ilegal.

Ketegangan di wilayah selatan Suriah ini bermula dari rangkaian penculikan yang memicu aksi balasan. Pasukan pemerintah yang diterjunkan pada 14 Juni 2025 juga sempat terlibat baku tembak dengan milisi Drusen.

Di tengah kekacauan, militer Israel menyerang sebuah tank Suriah, dengan alasan melindungi komunitas Drusen yang merupakan minoritas agama. Di Israel sendiri, komunitas Drusen dikenal loyal dan banyak yang bertugas di angkatan bersenjata.

Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, tidak merinci insiden tersebut. Namun, Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris melaporkan bahwa serangan terjadi saat pasukan Suriah mulai merangsek ke pusat kota Suwaida. Militer Israel belum memberikan komentar resmi.

Pada 15 Juli pagi, sejumlah tokoh agama Drusen sempat menyerukan agar milisi lokal menyerahkan senjata dan bekerja sama dengan pemerintah untuk meredakan ketegangan. Komandan Keamanan Internal Suwaida, Brigjen Ahmad al-Dalati, menyambut baik ajakan tersebut dan menyerukan persatuan nasional.

Namun, tak lama berselang, Sheikh Hikmat al-Hijri—pemimpin spiritual Drusen yang kritis terhadap Damaskus—mencabut dukungannya dalam sebuah video. Ia menuduh pemerintah mengingkari janji dan terus menyerang warga sipil tak bersenjata.

“Kami sedang menghadapi perang pemusnahan,” katanya.

Rekaman di media sosial memperlihatkan kekerasan sektarian terhadap tahanan dari kelompok Drusen, dengan slogan-slogan bernada kebencian.

Drusen merupakan sekte Islam minoritas yang muncul dari aliran Ismailiyah pada abad ke-10. Dari sekitar satu juta penganut di dunia, lebih dari separuhnya tinggal di Suriah, sementara sisanya tersebar di Lebanon dan Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sejak 1967.

Sejak jatuhnya Presiden Bashar al-Assad pada Desember lalu, kekerasan antara pasukan pro-pemerintah dan kelompok bersenjata Drusen terus berulang.

Insiden penyergapan terhadap pasukan keamanan pada Maret lalu juga menimbulkan pembalasan berdarah, menewaskan ratusan warga sipil, sebagian besar dari minoritas Alawit.

Pemerintah pusat telah membentuk komisi untuk menyelidiki insiden tersebut, namun hasilnya belum dipublikasikan.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa serangan Israel di Suriah adalah “peringatan tegas” kepada Damaskus agar tidak menyakiti kaum Drusen. Namun, banyak warga Drusen di Suriah menolak klaim Israel dan menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan intervensi asing.

Ketidakpercayaan terhadap otoritas baru di Damaskus tetap tinggi, terutama menyusul eskalasi kekerasan terhadap kelompok minoritas lain dalam beberapa bulan terakhir. (mtr/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN