Paus Leo XIV: Tidak Ada Toleransi terhadap Segala Bentuk Pelecehan di Gereja Katolik

Paus Leo XIV tiba untuk audiensi umum mingguan di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Rabu, 18 Juni 2025. (Foto: AP/Alessandra Tarantino)
Jakarta, MISTAR.ID
Dalam sebuah pernyataan terbaru, Paus Leo XIV mengatakan tidak boleh ada toleransi di Gereja Katolik terhadap segala bentuk pelecehan, seksual, spiritual, atau penyalahgunaan wewenang. Paus menyerukan proses yang transparan untuk menciptakan budaya pencegahan di seluruh gereja.
Mengutip Kantor Berita Associated Press, Minggu (22/6/2025), Paus Leo menyampaikan komentar publik pertamanya tentang skandal pelecehan seksual oleh pastor. Paus merespons sebuah pesan tertulis dari seorang jurnalis Peru yang mendokumentasikan kasus pelecehan dan korupsi keuangan yang sangat mengerikan dalam sebuah gerakan Katolik yang berbasis di Peru, Sodalitium Christianae Vitae.
Pesan tersebut dibacakan dengan lantang pada Jumat (20/6/2025) malam, di Lima, Peru, selama pertunjukan drama yang berdasarkan skandal Sodalitium dan karya jurnalis tersebut, Paola Ugaz.
"Sangat mendesak untuk menanamkan dalam seluruh gereja budaya pencegahan yang tidak menoleransi segala bentuk pelecehan, baik pelecehan kekuasaan atau wewenang, maupun pelecehan hati nurani, pelecehan spiritual atau seksual," kata Leo dalam pesan tersebut. “Budaya ini hanya akan menjadi autentik jika lahir dari kewaspadaan aktif, dari proses yang transparan, dan mendengarkan dengan tulus mereka yang telah terluka. Untuk itu, kita membutuhkan jurnalis.”
Leo sangat menyadari skandal Sodalitium, karena ia menghabiskan dua dekade sebagai pastor misionaris dan uskup di Peru, tempat kelompok tersebut didirikan pada tahun 1971. Uskup Robert Prevost (nama Paus Leo sebelumnya) saat itu bertanggung jawab untuk mendengarkan para korban Sodalitium sebagai orang yang mewakili para uskup Peru untuk para korban pelecehan dan membantu beberapa orang mencapai penyelesaian finansial dengan organisasi tersebut.
Setelah Paus Fransiskus membawanya ke Vatikan pada tahun 2023, Prevost membantu membubarkan kelompok tersebut sepenuhnya dengan mengawasi pengunduran diri seorang uskup Sodalitium yang berkuasa. Sodalitium secara resmi dibubarkan awal tahun ini, tepat sebelum Fransiskus meninggal.
Sekarang sebagai paus, Leo harus mengawasi pembubaran Soldalitium dan aset-asetnya yang cukup besar. Utusan Vatikan di lapangan yang menangani pekerjaan tersebut, Monsignor Jordi Bertomeu, membacakan pesan Leo pada Jumat malam, tampil bersama Ugaz di atas panggung.
Dalam pesannya, Leo juga memuji para jurnalis atas keberanian mereka dalam meminta pertanggungjawaban dari pihak yang berkuasa. Dia menuntut otoritas publik untuk melindungi mereka. Leo juga mengatakan bahwa pers yang bebas adalah "kebaikan bersama yang tidak dapat diabaikan."
Ugaz dan seorang korban Sodalitium, Pedro Salinas, telah menghadapi tuntutan pidana dan perdata selama bertahun-tahun dari Sodalitium dan para pendukungnya atas laporan investigasi mereka terhadap praktik-praktik yang menyimpang dan pelanggaran keuangan kelompok tersebut. Mereka memuji Leo atas penanganannya terhadap kasus tersebut.
Skandal pelecehan tersebut merupakan salah satu berkas yang paling pelik yang dihadapi Leo, terutama mengingat tuntutan dari para penyintas agar ia bertindak lebih jauh daripada Fransiskus dalam menerapkan toleransi nol terhadap pelecehan di seluruh gereja, termasuk bagi para pelaku pelecehan yang korbannya adalah orang dewasa. []
PREVIOUS ARTICLE
Ini Tiga Skenario Iran Merespons Serangan AS