Saturday, June 14, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Paus Leo XIV: Kebebasan Berbicara adalah Anugerah, Pers Sesuatu yang Berharga

journalist-avatar-top
Senin, 12 Mei 2025 22.54
paus_leo_xiv_kebebasan_berbicara_adalah_anugerah_pers_sesuatu_yang_berharga

Paus Leo XIV (Foto: AP Photo/Gregorio Borgia)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Paus Leo XIV menyerukan pembebasan jurnalis yang dipenjara. Ia juga menegaskan kebebasan berbicara adalah anugerah dan pers adalah sesuatu yang berharga. Hal ini disampaikan Paus dalam audiensi dengan sekitar 6.000 jurnalis yang datang ke Roma untuk meliput pemilihannya sebagai paus Amerika pertama, Senin (12/5/2025).

Leo menerima tepuk tangan meriah saat memasuki auditorium Vatikan untuk pertemuan pertamanya dengan perwakilan masyarakat umum setelah menjadi Paus.

Misionaris Agustinian berusia 69 tahun itu, yang terpilih dalam konklaf, menyerukan agar jurnalis menggunakan kata-kata untuk perdamaian, menolak perang, dan menyuarakan mereka yang tidak bersuara.

Ia menyatakan solidaritas dengan jurnalis di seluruh dunia yang telah dipenjara karena mencoba mencari dan melaporkan kebenaran. Ia meminta pembebasan mereka.

“Gereja mengakui dalam kesaksian ini — saya memikirkan mereka yang melaporkan perang bahkan dengan mengorbankan nyawa mereka — keberanian mereka yang membela martabat, keadilan, dan hak orang untuk mendapatkan informasi, karena hanya individu yang mendapatkan informasi yang dapat membuat pilihan bebas,” katanya.

“Penderitaan para jurnalis yang dipenjara ini menantang hati nurani bangsa-bangsa dan masyarakat internasional, serta menyerukan kita semua untuk melindungi anugerah kebebasan berbicara dan kebebasan pers yang sangat berharga,” ujar Paus menambahkan.

Leo membuka pertemuan dengan beberapa patah kata dalam bahasa Inggris, bercanda bahwa jika para jurnalis bertepuk tangan di akhir, itu lebih penting daripada tepuk tangan meriah di awal pertemuan.

Beralih ke bahasa Italia, ia berterima kasih kepada para jurnalis atas kerja mereka meliput transisi kepausan dan meminta mereka untuk menggunakan kata-kata perdamaian.

“Perdamaian dimulai dari kita masing-masing, dalam cara kita memandang orang lain, mendengarkan orang lain, dan berbicara tentang orang lain,” katanya. “Dalam hal ini, cara kita berkomunikasi menjadi sangat penting. Kita harus mengatakan ‘tidak’ pada perang melalui kata dan gambar. Kita harus menolak perang.”

Setelah pidato singkatnya, Paus menyapa beberapa jurnalis di barisan depan dan kemudian berjabat tangan dengan jurnalis lainnya saat ia keluar dari aula audiensi di lorong tengah. Ia memberi beberapa tanda tangan dan berpose untuk beberapa swafoto.

Para jurnalis kemudian bertanya beberapa hal, termasuk rencana Vatikan apakah Paus Leo XIV akan pergi ke Turki memperingati peristiwa penting dalam hubungan Katolik-Ortodoks: peringatan 1.700 tahun Konsili Nicea, konsili oikumenis pertama Kristen.

Para jurnalis juga menawarkan untuk bermain tenis ganda atau menyelenggarakan pertandingan amal. Leo, seorang pemain tenis reguler, tampak bersemangat. "Tetapi kami tidak dapat mengundang Sinner," kata Paus bercanda, merujuk pada pemain nomor 1 dunia Jannik Sinner, yang bermain di Italian Open.

Selama 12 tahun masa kepausannya, paus sebelumnya, Fransiskus, juga berbicara tentang nilai jurnalisme dan menyerukan pembebasan jurnalis yang dipenjara. []

Sumber: Al Jazeera

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN