Sunday, July 27, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas, 33 Tewas dan Ribuan Warga Mengungsi

journalist-avatar-top
Sabtu, 26 Juli 2025 15.09
konflik_perbatasan_thailandkamboja_memanas_33_tewas_dan_ribuan_warga_mengungsi

Warga Thailand beristirahat di shelter darurat di Provinsi Srisaket usai bentrokan artileri dengan Kamboja. (foto:reuters/mistar)

news_banner

Bangkok, MISTAR.ID

Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja terus berkecamuk hingga hari ketiga, Sabtu (26/7/2025), meskipun seruan gencatan senjata segera telah disampaikan oleh Kamboja.

Otoritas Thailand melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan militer terus bertambah, dengan total korban jiwa kini mencapai sedikitnya 33 orang.

Pertempuran memanas sejak Kamis (24/7/2025), melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat. Kedua negara saling menuduh pihak lain memulai serangan.

Militer Kamboja melaporkan bahwa lima peluru artileri berat ditembakkan oleh Thailand ke wilayah Provinsi Pursat, yang berbatasan dengan Provinsi Trat. Sementara itu, militer Thailand melaporkan bentrokan hebat terjadi di Ban Chamrak, Distrik Muang, Provinsi Sisaket.

Jurnalis AFP di Kota Samraong, Kamboja, melaporkan dentuman artileri terdengar hingga siang hari. Seorang warga Thailand yang berlindung di bunker di Provinsi Sisaket juga mengkonfirmasi terdengarnya tembakan artileri dari lokasi pertempuran.

Militer Thailand menyebut lima tentaranya tewas, Jumat (25/7/2025), menambah jumlah korban menjadi sedikitnya 20 orang terdiri atas 14 warga sipil dan 6 tentara.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Kamboja melaporkan 13 korban tewas, termasuk 8 warga sipil dan 5 tentara. Lebih dari 70 orang lainnya mengalami luka-luka.

Secara total, konflik ini telah menyebabkan sedikitnya 33 korban jiwa lebih tinggi dibanding pertempuran besar pada 2008 dan 2011. Dampaknya, lebih dari 138.000 warga Thailand dan 35.000 warga Kamboja terpaksa mengungsi dari wilayah perbatasan.

Duta Besar Kamboja untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Keo Chhea, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat. Ia juga meminta solusi damai untuk menyelesaikan sengketa wilayah tersebut.

PBB melalui pernyataan resminya mendesak kedua negara untuk menahan diri dan menempuh jalur diplomasi. Pemerintah Thailand belum merespons secara langsung, namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Nikorndej Balankura, menyatakan Bangkok terbuka untuk dialog dengan bantuan mediasi Malaysia selaku Ketua ASEAN tahun ini.

Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya konflik berkepanjangan di Asia Tenggara. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, Maly Socheata, melaporkan korban tewas terus bertambah, termasuk seorang warga yang tewas akibat serangan roket ke pagoda Buddha. Puluhan warga sipil dan tentara dari kedua negara mengalami luka-luka dalam konflik bersenjata yang terus memburuk. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN