Saturday, July 26, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Perang Thailand-Kamboja, Begini Dampaknya Bagi Indonesia

journalist-avatar-top
Sabtu, 26 Juli 2025 11.59
perang_thailandkamboja_begini_dampaknya_bagi_indonesia

Tentara Angkatan Darat Kerajaan Thailand terlihat berada di atas kendaraan lapis baja di Provinsi Chachoengsao, pada 24 Juli 2025. (foto: afp/mistar)

news_banner

Bangkok, MISTAR.ID

Perang antara tentara Thailand dengan Kamboja sejak Kamis (24/7/2025) telah menewaskan setidaknya 16 orang dan puluhan ribu lainnya dievakuasi dari perbatasan kedua negara.

Sejumlah pengamat pun menilai Indonesia akan terkena dampaknya jika konflik antara Thailand dan Kamboja semakin parah. Aksi saling serang ini menunjukkan eskalasi sengketa antara dua negara bertetangga di Asia Tenggara yang telah berlangsung selama satu abad.

Thailand telah menutup wilayah perbatasannya dengan Kamboja. Sementara itu, Kamboja telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Thailand seraya menuduh negara tetangganya itu menggunakan "kekuatan berlebihan". Kedua negara itu juga telah meminta warganya yang tinggal dekat perbatasan untuk mengungsi dari wilayah tersebut.

Seorang saksi mata bercerita tentang pertempuran yang intens. "Ini benar-benar serius. Kami sedang dalam proses evakuasi," kata Sutian Phiwchan, seorang warga lokal di distrik Ban Dan, Provinsi Buriram, Thailand, yang berbatasan dengan Kamboja, dikutip, Sabtu (26/7/2025).

Namun dalam keterangan terbaru, Kamboja menyerukan gencatan senjata "segera" dengan Thailand. Thailand belum memberikan pernyataan publik atas usulan ini. Dalam pernyataan terdahulu, pemimpin Thailand mengatakan, pertempuran sengit dengan Kamboja, dapat "bergerak menuju perang".

Begini dampaknya terhadap Indonesia jika konflik Thailand-Kamboja terus memanas?

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan, Wempy Pasaribu, mengatakan dampak yang paling jelas dari konflik Thailand dan Kamboja adalah kemungkinan Indonesia kebanjiran pengungsi dari daerah konflik.

"Kita khawatirkan bisa terjadi banjir pengungsi, seperti perang Vietnam dulu. Spill out dari pengungsi ini kan bisa juga mengakibatkan yang tidak baik dalam hubungan Indonesia dengan kedua negara," ujarnya.

Jika benar terjadi, kata Wempy, kondisi di Indonesia akan semakin buruk karena saat ini saja, pemerintah masih kewalahan mengurus pengungsi Rohingya dan Afghanistan.

Sementara itu, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, memperingatkan agar Indonesia mewaspadai pihak-pihak luar yang ingin memanfaatkan keadaan di Thailand dan Kamboja.

Ia mengambil contoh sindikat perdagangan senjata yang mungkin ingin memasukkan barang ke daerah konflik melalui negara-negara tetangga Thailand dan Kamboja, termasuk Indonesia.

"Mereka tidak mau langsung membawa barang ke wilayah konfliknya, tapi mungkin lewat Indonesia dulu untuk menyamarkan senjata itu sebenarnya dari siapa. Nanti seolah-olah Indonesia yang terlibat. Itu harus kita hindari. Jangan sampai kelengahan kita berujung pada kita dipermalukan," kata Teuku.

Namun, Wempy dan Teuku mengatakan, konflik ini baru saja pecah, jadi belum dapat diketahui pasti dampaknya buat Indonesia. Untuk saat ini, mereka hanya mengingatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia agar tidak terlihat membela salah satu pihak.

"Jangan merasa harus mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang enggak perlu karena bisa dianggap oleh mereka sebagai upaya ikut campur atau ikut memengaruhi," ucap Teuku. (dtk/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN