Kelaparan dan Kelelahan Memburuk, AFP Desak Israel Evakuasi Jurnalisnya dari Gaza

Ilustrasi, media AFP desak Israel bantu evakuasi jurnalisnya dari Gaza. (foto: Reuters)
Paris, MISTAR.ID
Kantor berita internasional Agence France-Presse (AFP) menyerukan kepada otoritas Israel untuk segera memfasilitasi evakuasi terhadap jurnalis mereka yang masih bertahan di Jalur Gaza. Para pewarta itu dilaporkan berada dalam kondisi kritis akibat kelaparan dan kelelahan ekstrem sejak konflik berkecamuk.
Dalam pernyataan resmi dilansir, Rabu (23/7/2025), AFP mengatakan para jurnalisnya yang merupakan warga lokal Gaza kini hampir tidak bisa lagi menjalankan tugas jurnalistik karena harus berjuang sekadar untuk bertahan hidup.
“Selama berbulan-bulan, kami hanya bisa menyaksikan bagaimana kondisi mereka memburuk drastis. Kini mereka bahkan kesulitan mendapatkan makanan,” tulis AFP.
Sejak Israel melarang masuknya jurnalis internasional ke Gaza, AFP mengandalkan pewarta lokal untuk melaporkan situasi lapangan. Namun, blokade dan kehancuran infrastruktur membuat kerja jurnalistik nyaris mustahil dilakukan.
Salah satu fotografer AFP, Bashar Taleb, 35 tahun—yang masuk nominasi penghargaan Pulitzer 2024— mengaku terpaksa menghentikan kerja lapangan demi mencari makanan bagi keluarganya.
“Saya beberapa kali tak bisa bekerja karena harus mencari makanan. Ini pertama kalinya saya merasa benar-benar runtuh secara emosional,” kata Taleb.
Rekan sesama jurnalis, Omar al-Qattaa, 35 tahun, mengungkapkan kondisi tubuhnya yang nyaris tak mampu lagi menahan beban kamera. “Kami harus berjalan jauh untuk meliput, tapi sudah tak ada tenaga karena kelaparan,” ujarnya.
Ia juga mengaku terpaksa mengandalkan obat penghilang rasa sakit untuk meredam nyeri di punggung, namun kini obat-obatan dasar pun langka.
Sementara itu, Khadr Al-Zanoun, 45 tahun, mengungkapkan penurunan berat badannya hingga 30 kilogram sejak awal agresi. “Saya merasa seperti tulang berjalan. Biasanya saya bisa menulis beberapa laporan dalam sehari, kini satu pun sulit saya selesaikan,” katanya.
Menurut Reporters Without Borders (RSF), lebih dari 200 jurnalis telah tewas sejak serangan Israel ke Gaza dimulai pada Oktober 2023, sebagian besar merupakan kontributor media asing dari kalangan warga lokal.
AFP menegaskan, jika tidak ada intervensi segera, nyawa para pewarta mereka terancam akibat kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk. (mtr/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Pezeshkian Tegaskan Program Nuklir Iran Tidak Bisa Dihentikan