Saturday, October 18, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

John Bolton Tersandung Kasus Informasi Rahasia: Mantan Penasihat Trump Kini Dihadapkan ke Pengadilan

Mistar.idJumat, 17 Oktober 2025 21.56
RF
john_bolton_tersandung_kasus_informasi_rahasia_mantan_penasihat_trump_kini_dihadapkan_ke_pengadilan

John Bolton yang tersandung kasus informasi rahasia. (foto:reuters/leahmillis/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

John Bolton, mantan penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat sekaligus salah satu pengkritik paling vokal terhadap Donald Trump, resmi menyerahkan diri pada Jumat (17/10/2025) pagi waktu setempat. Ia menghadapi dakwaan serius atas tuduhan salah menangani dan membocorkan informasi rahasia negara.

Bolton tiba di pengadilan federal Greenbelt, Maryland, tanpa memberikan komentar kepada wartawan. Ia kemudian menyerahkan diri ke Kantor Layanan Marsekal AS sebelum diadakan menjalani sidang perdana.

Dakwaan yang dilontarkan pada Kamis (16/10/2025) menuduh Bolton telah membagikan informasi sensitif kepada dua anggota keluarganya untuk digunakan dalam buku yang tengah ia garap. Dokumen itu berisi catatan intelijen, hasil pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintah, hingga interaksi dengan pemimpin asing.

“Saya ingin perjuangan untuk membela tindakan saya yang sah serta mengungkap perlindungan kekuasaan oleh (Donald) Trump,” ujar Bolton dalam pernyataan tertulisnya, dikutip dari media Reuters, Jumat (17/10/2025) malam.

Sementara itu, pengacara Bolton, Abbe Lowell, membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa kliennya tidak pernah secara ilegal menyimpan atau membocorkan informasi rahasia apa pun.

Trump dan Pola Penuntutan terhadap Lawan Politik

Donald Trump, yang kini kembali berkampanye dengan janji melakukan “pembalasan politik” setelah masa jabatan pertamanya berakhir pada tahun 2021, dituding menggunakan Departemen Kehakiman untuk menekan para pengkritiknya.

Menurut laporan, Jaksa Agung Pam Bondi termasuk mendapat dorongan langsung dari Trump agar menuntut sejumlah tokoh yang dianggap musuh politik, termasuk mantan Direktur FBI James Comey dan Jaksa Agung New York Letitia James.

Bolton sendiri pernah menjadi bagian penting dari lingkaran dalam pemerintahan Trump. Ia menjabat sebagai penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih sebelum akhirnya mundur dan merilis buku yang menggambarkan Trump sebagai sosok yang tidak layak memimpin.

Rincian Dakwaan dan Ancaman Hukuman

Kasus terhadap Bolton dibuka pada tahun 2022, sebelum Trump kembali berkuasa. Sumber di Departemen Kehakiman menyebut, kasus ini dinilai lebih kuat dibandingkan penyelesaianan terhadap Comey dan James.

Dakwaan federal di Maryland menjerat Bolton dengan delapan tuduhan transmisi informasi perlindungan nasional dan sepuluh tuduhan penyimpanan informasi perlindungan nasional , yang semuanya mengacu pada Undang-Undang Spionase AS .

Setiap dakwaan dapat dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara, tergantung pada keputusan hakim dan faktor-faktor yang memberatkan.

Dalam isi dakwaan, Bolton juga berbagi catatan pribadinya kepada dua kerabat—yang diyakini sebagai istri dan anak seumuran—untuk kepentingan publikasi buku.

“Berbicara dengan penerbit karena mereka memiliki hak persetujuan pertama!” tulis Bolton dalam salah satu pesan yang dikutip dari dokumen dakwaan.

Menangapi hal itu, Trump hanya memberikan komentar singkat dari Gedung Putih:

“Dia orang jahat,” ujar Presiden AS tersebut. (*/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN