Tuesday, May 20, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

22 Negara Desak Israel Buka Akses Bantuan Penuh ke Gaza

journalist-avatar-top
Selasa, 20 Mei 2025 10.02
22_negara_desak_israel_buka_akses_bantuan_penuh_ke_gaza

Warga yang tinggal di Gaza semakin kesulitan mendapatkan pasokan makanan dan penanganan medis (f:ist/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Sebanyak 22 negara donor internasional, termasuk sejumlah sekutu dekat Israel, menyerukan pembukaan penuh akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, menyusul krisis yang kian memburuk akibat blokade yang telah berlangsung lebih dari dua bulan.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Selasa (20/5/2025), negara-negara seperti Inggris, Kanada, Jepang, Prancis, Jerman, Australia, Italia, Belanda, Swedia, dan lainnya menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan di Gaza yang disebut sudah mencapai titik kritis.

"Makanan, obat-obatan, dan kebutuhan vital lainnya telah menipis drastis. Warga Gaza menghadapi ancaman kelaparan massal," tulis pernyataan yang dikutip dari AFP.

Pernyataan itu juga mengecam pembatasan Israel terhadap distribusi bantuan, dan menyebut bahwa hanya sembilan truk yang diizinkan masuk oleh otoritas Israel dalam waktu dekat jumlah yang sangat tidak memadai untuk populasi yang terjebak di wilayah konflik.

Selain menuntut pembukaan akses bantuan, 22 negara itu juga menolak rencana Israel yang ingin mengubah sistem distribusi bantuan di Gaza secara sepihak. Mereka menekankan pentingnya peran independen dari badan-badan kemanusiaan, terutama PBB, agar bisa bekerja tanpa tekanan dan intervensi militer.

"Kami menyerukan kepada Israel untuk mengizinkan organisasi kemanusiaan beroperasi secara netral dan efektif demi menyelamatkan nyawa."

Tak hanya mengkritik Israel, pernyataan itu juga mendesak kelompok Hamas untuk segera membebaskan semua sandera yang masih ditahan, sambil memastikan jalur distribusi bantuan tak terganggu oleh konflik bersenjata.

Krisis Gaza telah menjadi fokus tekanan diplomatik global dalam beberapa bulan terakhir. Laporan dari badan-badan PBB menunjukkan potensi bencana kelaparan berskala besar jika distribusi bantuan tidak segera dipulihkan.

Israel, yang dituduh menggunakan blokade sebagai senjata perang, terus mendapat sorotan atas tindakan yang dianggap menghambat upaya penyelamatan sipil. Sementara itu, komunitas internasional semakin vokal mendesak langkah nyata demi menghentikan penderitaan warga sipil yang terjebak dalam blokade brutal. (afp/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN