Dituding Mencuri Besi, Pria 22 Tahun di Deli Serdang Nyaris Tewas Dikeroyok

Agus Pratama dibopong saat hendak membuat laporan di Polsek Medan Tembung. (foto:Putra/Mistar)
Deli Serdang, MISTAR.ID
Agus Pratama (22), warga Jalan Jorong Pundak, Desa Sijunjung, nyaris kehilangan nyawa setelah menjadi korban pengeroyokan brutal di Deli Serdang.
Dengan tubuh penuh luka, ia mendatangi Polsek Medan Tembung pada Kamis (24/7/2025), untuk melaporkan pria berinisial N dan sejumlah rekannya atas dugaan penganiayaan secara bersama-sama.
Laporan tersebut tercatat dengan nomor: LP/B/1132/VII/2025/SPKT/Polsek Medan Tembung/Polrestabes Medan.
Menurut keterangan Agus, peristiwa pengeroyokan terjadi pada Senin malam (21/7/2025) di Gang Mesjid, Jalan Buntu, Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan.
Saat itu, ia sedang duduk di depan rumah ketika didatangi N dan beberapa orang lainnya yang menuding dirinya mencuri besi. Para pelaku juga membawa senjata tajam.
"Saya duduk di depan rumah. Datang si pelaku mencekik saya. Dia menanyakan dimana kau jual besi itu? Disitu dia mau ngeluarkan senjata untuk ngapain saya. Saya kabur lah ke arah depan," kata Agus di Polsek Medan Tembung.
Namun saat melarikan diri, Agus diteriaki maling, membuat warga sekitar ikut mengejar dan menghakiminya. Ia dihajar oleh sekitar sepuluh orang tak jauh dari rumahnya.
"Di belakang sekolah TK itu saya dipukuli. Saya sempat bilang, dirumah saja kita cerita baik-baik. Tapi mereka tetap saja mukulin saya. Akhirnya saya lari ke rumah, sempat saya berondok di belakang rumah. Tapi ketahuan mereka," tuturnya.
Puluhan orang disebut sudah berkumpul di belakang rumahnya dan berupaya menghakimi. Agus yang ketakutan terus melarikan diri hingga akhirnya pingsan. Saat sadar, ia merangkak menuju rumah kerabat untuk menyelamatkan diri.
"Habis semua badan saya. Kaki saya bolong, kepala saya robek 23 jahitan," ucapnya dengan suara lemah.
Mengaku Mencuri, Tapi Tolak Dihakimi
Agus Pratama tidak membantah telah mencuri sebatang besi sebulan sebelumnya dan menjualnya seharga Rp30 ribu. Namun menurutnya, hal itu tidak menjadi pembenaran bagi siapa pun untuk menganiaya dirinya secara brutal.
"Memang saya pernah ambil besi sebatang sebulan lalu. Tapi waktu itu saya juga sudah dipukul hingga luka di pelipis," ujarnya.
Ibu Korban: “Jangan Main Hakim Sendiri”
Ibu Agus, Agustina, mengaku sangat kecewa atas tindakan para pelaku. Ia menilai, jika anaknya bersalah, proses hukum adalah jalan yang tepat, bukan kekerasan.
"Sedih kali. Kalau anak aku salah kan bisa diselesaikan. Apa lagi yang dicurinya cuma 1 batang besi, jangan lah main hakim sendiri. Hampir mati anak aku itu. Kepalanya dibacok kayak gitu, kakinya dipukuli batu," tuturnya sambil menangis.
Ia pun berharap pihak kepolisian segera menindaklanjuti laporan dan menangkap para pelaku.
"Saya minta Polsek Medan Tembung dan Polrestabes Medan segera mengusut dan menangkap para pelakunya," tegas Agustina.
Catatan Redaksi: Kasus ini menyoroti masih maraknya aksi main hakim sendiri di tengah masyarakat. Apapun bentuk kesalahan seseorang, hukum tetap harus menjadi jalan utama penyelesaian sengketa, bukan kekerasan. (putra/hm27)