Saturday, July 26, 2025
home_banner_first
HIBURAN

South Park Sindir Donald Trump, Gedung Putih Murka

journalist-avatar-top
Jumat, 25 Juli 2025 17.18
south_park_sindir_donald_trump_gedung_putih_murka

Animasi gambar Donald Trump kondisi telanjang. (foto southpark mistar)

news_banner

Washington, MISTAR.ID

Serial animasi dewasa South Park kembali menjadi sorotan setelah merilis episode terbaru, Rabu (23/7/2025) yang secara frontal menyindir Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Tayangan tersebut sontak memicu kemarahan dari Gedung Putih.

Episode dimulai dengan Trump digambarkan menggugat siapa pun yang menentangnya. Kota South Park pun diceritakan menggelar aksi protes besar terhadap sang presiden.

Di tengah konflik, Yesus Kristus turun dari langit, bukan untuk mendukung aksi tersebut, melainkan memperingatkan bahwa South Park dapat “dibatalkan” jika protes tidak dihentikan.

Parodi ini diduga merujuk pada gugatan hukum Trump terhadap CBS pada Oktober 2024, menyusul tuduhan penyuntingan hasil wawancara bersama Kamala Harris dalam acara 60 Minutes. Trump menuntut ganti rugi senilai US$20 juta, dan meminta agar CBS menayangkan iklan layanan masyarakat (PSA) untuk memulihkan reputasinya.

Menanggapi kasus itu, tim kreatif South Park membuat situs khusus dan menampilkan iklan PSA satir dengan video deepfake Donald Trump. Dalam video tersebut, Trump digambarkan telanjang bulat di gurun, dengan narator menyatakan:

“Trump. Penisnya memang mungil, tetapi cintanya kepada kita begitu besar”.

Pada adegan lainnya, Trump tampak di kamar tidurnya di Gedung Putih dan berusaha merayu setan untuk berhubungan intim. Namun, setan menolak dengan komentar sinis terhadap ukuran alat vital Trump.

Gedung Putih Marah Besar

Tak lama setelah episode itu ditayangkan, Gedung Putih langsung mengeluarkan pernyataan resmi. Juru bicara Taylor Rogers menyebut acara tersebut sebagai “acara kelas empat yang putus asa mencari perhatian”.

“Kemunafikan kaum kiri benar-benar tak berujung. Mereka dulu mencela South Park sebagai konten melanggar hukum, tapi sekarang mereka memujinya,” ujar Rogers dikutip dari Variety dan France 24, Jumat (25/7/2025).

“South Park sudah tidak relevan selama lebih dari 20 tahun dan hanya mengandalkan ide-ide usang demi menarik perhatian. Sementara itu, Presiden Trump telah memenuhi lebih banyak janji dalam enam bulan dibandingkan presiden lain sepanjang sejarah Amerika,” katanya.

South Park dikenal sebagai kartun satire yang vulgar namun kerap menyentil isu-isu politik dan sosial di AS. Serial ini kini telah memasuki musim ke-27 dan tetap menjadi salah satu acara paling ikonik di dunia.

Pada episode perdana musim ini, tokoh Cartman diceritakan terkejut setelah siaran media publik NPR dihentikan oleh Trump. Episode tersebut juga menampilkan ancaman Trump untuk mengebom Kanada. Saat Perdana Menteri Kanada menegur bahwa yang dibom adalah Iran, Trump menjawab enteng, “Iran, Irak, apa bedanya?”.

Meski penuh kontroversi, South Park tetap mempertahankan posisinya sebagai kritik tajam terhadap politik Amerika kali ini dengan target utama Trump. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN