Wednesday, August 6, 2025
home_banner_first
HIBURAN

Profil Timothy Ronald: Raja Kripto Indonesia yang Viral karena Ucapan Soal Gym

journalist-avatar-top
Rabu, 6 Agustus 2025 18.04
profil_timothy_ronald_raja_kripto_indonesia_yang_viral_karena_ucapan_soal_gym

Timothy Ronald. (foto:instagram@timothyronaldd/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Nama Timothy Ronald belakangan ramai jadi perbincangan publik. Pengusaha muda yang dijuluki ‘Raja Kripto Indonesia’ ini viral akibat pernyataannya yang menyebut aktivitas nge-gym sebagai hal “goblok” dan tidak dilakukan orang pintar.

Pernyataan itu menuai reaksi keras, termasuk dari Deddy Corbuzier, yang menyindir keras ucapan tersebut lewat unggahan Instagram. Tapi siapakah sebenarnya Timothy Ronald? Berikut profil lengkapnya, termasuk perjalanan karier, kekayaan, hingga kontroversi yang melingkupinya, seperti dilansir, Rabu (6/8/2025).

Profil Singkat Timothy Ronald

Nama lengkap: Timothy Ronald

Lahir: 22 September 2000, Tangerang Selatan

Etnis: Indonesia-Tiongkok

Profesi: Investor, edukator finansial, CEO Akademi Crypto

Julukan: Raja Kripto Indonesia

Timothy dikenal sebagai figur muda yang sukses membangun karier di dunia investasi digital dan edukasi keuangan. Ia juga merupakan pendiri Akademi Crypto, platform edukasi seputar aset digital, serta sempat menjadi co-founder dari platform “Ternak Uang”.

Perjalanan Karier: Dari Gamer ke Miliarder Muda

Karier Timothy bermula dari hobinya bermain game. Saat SMP, ia menjadi juara kedua turnamen Mobile Legends tingkat nasional dan sempat membuka jasa joki game.

Di usia 15 tahun, Timothy mulai mencoba berinvestasi saham dari hasil bisnis kecil-kecilan. Saat SMA, ia menjual pomade impor secara online, meski akhirnya harus berhenti karena kendala izin.

Langkah besarnya datang saat berhasil meraih Rp1 miliar pertama dari saham di usia 20 tahun. Kesuksesan itu mendorongnya membangun bisnis edukasi finansial hingga mendirikan Akademi Crypto pada 2022.

Kekayaan dan Gaya Hidup

Kekayaan Timothy diperkirakan lebih dari Rp300 miliar, bahkan beberapa sumber menyebut mencapai Rp1 triliun jika dihitung dari portofolio investasi dan valuasi bisnis.

Sumber kekayaannya berasal dari investasi saham dan kripto, platform edukasi finansial, dan kepemilikan saham di Holywings Group (termasuk Atlas Beach Club & H Club SCBD).

Ia juga dikenal memiliki koleksi mobil mewah seperti Porsche dan McLaren. Di luar itu, ia aktif di kegiatan sosial melalui Ronald Foundation, yang telah membangun sekolah di daerah terpencil seperti NTT, NTB, dan Blitar.

Pendidikan dan Keputusan Drop Out

Timothy sempat kuliah di Universitas Bina Nusantara (Binus) jurusan Sistem Informasi, namun memutuskan drop out di semester pertama demi fokus pada dunia investasi dan bisnis digital.

Keputusan tersebut menjadi titik balik dalam hidupnya, meski sempat dipertanyakan banyak pihak.

Kontroversi Pernyataan soal Gym

Kontroversi mencuat setelah cuplikan video Timothy viral di media sosial. Dalam video itu, ia menyebut:

“Menurut gue, orang yang suka nge-gym, yang sampai jadi banget badannya, itu enggak mungkin sepintar itu. Karena itu aktivitas paling goblok yang pernah gua temui.”

Ucapan ini langsung memicu kecaman luas, terutama dari komunitas kebugaran. Salah satu respon paling keras datang dari Deddy Corbuzier, yang menyindir sarkastik:

“Saya goblok. Ade Rai goblok. Bahkan Panglima TNI kita kemarin goblok ya, bro. Mantaap!”

Pernyataan Deddy menjadi viral dan menyalakan kembali sorotan publik terhadap sosok Timothy.

Isu Akademi Crypto dan Reaksi Netizen

Kontroversi ucapan soal gym tak berhenti di situ. Dalam waktu singkat, publik mulai menggali isu lain terkait dugaan kerugian peserta Akademi Crypto, yang disebut-sebut mengalami tekanan psikologis dan kerugian finansial.

Komentar netizen pun ramai menyindir:

“Mending nge-gym, otot sehat. Daripada ikut Akademi, dompet boncos.”

Beberapa konten membandingkan “otot vs otak” jadi trending di TikTok dan Instagram Reels, memicu debat antara pendukung dan pengkritik Timothy Ronald.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana satu pernyataan provokatif bisa berdampak besar terhadap reputasi seseorang. Di era digital, publik semakin sensitif terhadap opini yang menyerang identitas kolektif, terutama terkait gaya hidup atau profesi.

Di balik semua kontroversi, kisah Timothy Ronald menjadi pengingat bahwa kesuksesan dan citra publik harus diimbangi dengan tanggung jawab dalam berbicara dan empati sosial. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN