Unimed Bantu Pengrajin Perabot Jati Rejo Diversifikasi Produk dan Masuk Pasar Digital

Dosen Unimed melatih pengrajin perabot tentang diversifikasi produk dan go digital. (foto:istimewa/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kelompok usaha perabot yang berlokasi di Desa Jati Rejo, Kecamatan Pagar Merbau, kini mendapat dukungan baru dari tim dosen Universitas Negeri Medan (Unimed). Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM), para pengrajin diberi pelatihan mengenai diversifikasi produk, strategi pemasaran digital, serta penguatan manajemen usaha.
Usaha yang dikelola Nurman (37) ini telah berdiri lebih dari 10 tahun dan dikenal memproduksi kitchen set, lemari, tempat tidur, serta berbagai produk interior lainnya. Namun, persaingan pasar yang kian ketat menuntut adanya inovasi agar usaha tetap berdaya saing.
Ketua tim PKM, Joko Suharianto, menjelaskan bahwa program ini fokus pada tiga aspek utama: produksi, pemasaran, dan manajemen.
“Kami memperkenalkan alat meja potong serbaguna, serta memanfaatkan limbah kayu menjadi produk baru seperti ambalan dinding, bingkai foto, dan dekorasi kayu lainnya,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
Baca Juga: Menkop UKM dan KPPU Sepakati Regulasi Pasar Digital, Ciptakan Persaingan Usaha yang Sehat
Langkah ini bertujuan tidak hanya menambah jenis produk yang bisa dijual, tetapi juga menekan limbah produksi dan memperluas pangsa pasar.
Untuk menjawab tantangan era digital, tim PKM Unimed juga membimbing mitra agar bisa memasarkan produknya secara online. Kini usaha Nurman telah hadir di Shopee dengan nama toko Man Mitra Nusantara, sebagai langkah awal masuk ke pasar digital nasional.
Di sisi manajemen, para pengrajin mendapat pelatihan pencatatan keuangan sederhana dan pemahaman tentang pentingnya legalitas usaha.
Tak hanya itu, tim PKM turut membantu pendirian badan usaha berbentuk CV (Commanditaire Vennootschap) dengan nama Man Mitra Nusantara, agar usaha memiliki akses yang lebih luas ke permodalan dan peluang kerja sama dengan pemerintah maupun sektor swasta.
Pemilik usaha, Nurman, mengaku bersyukur atas program ini. Ia merasa lebih percaya diri dan optimistis menjalankan bisnis setelah menerima pendampingan dari para dosen dan mahasiswa Unimed.
“Pikiran saya jadi lebih terbuka. Saya jadi tahu bahwa limbah kayu bisa dijadikan produk lain. Saya juga lebih siap bersaing dan melangkah ke dunia digital,” ungkapnya.
Kegiatan ini digagas tim yang terdiri dari Ferry Indra Sakti H. Sinaga (Fakultas Teknik), Ali Fikri Hasibuan (Fakultas Ekonomi), serta perwakilan LPPM, Vera Yanti. Mereka juga melibatkan mahasiswa dari Prodi Ilmu Ekonomi: Siti Khofifah Hanif, Zackya Hayati Lubis, dan Claudia Tabitha Panjaitan.
Program ini menjadi salah satu bentuk nyata pengabdian Unimed kepada masyarakat, khususnya dalam mendorong UMKM naik kelas dan berdaya saing di era digital. (susan/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Hasan Nasbi Diangkat Jadi Komisaris Pertamina